Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Begini Cara Efektif Menumbuhkan Budaya Antre pada Anak-anak!

21 Mei 2022   21:04 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:00 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tatkala mengantre sudah menjadi budaya (Sumber gambar: Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Anda pernah menghadapi orang yang tiba-tiba menyerobot mendahului Anda ketika sedang mengisi bahan bakar minyak? Mungkin saja Anda kesal, lalu menegurnya. Atau, Anda memilih diam saja karena tidak mau terlibat masalah.

Suka Menyerobot

Begitulah dalam kehidupan keseharian kita, ada saja yang tidak peduli dengan orang lain dengan menyerobot mendahului sekehendak hati, emoh mengantre. Hal ini capkali terjadi tidak hanya terjadi di pompa bensin, bisa terjadi di mana saja.

Kalau orang yang suka menyerobot antrean adalah orang dewasa atau tua, mungkin relatif sulit ditegur atau diingatkan. Mengapa?

Karena yang bersangkutan memang tidak terdidik untuk menghargai orang lain sejak lama. Yang bersangkutan terbiasa berpikir dan bertindak demi kepentingan sendiri saja tanpa menghiraukan kepentingan orang lain, termasuk dalam hal mengantre.  

Kalau ada yang berani menegur orang seperti ini, bukan tidak mungkin menimbulkan ketersinggungan, bahkan memantik pertengkaran.

Melatih Anak Mengantre

Generasi berikutnya tidak boleh lagi seperti itu. Kita bisa memulainya sejak mereka masih anak-anak, di TK dan SD. Dengan melatih dan membiasakan mereka mengantre sejak dini, maka ketika beranjak dewasa, kebiasaan tersebut sudah terbentuk dengan baik. Sudah menjadi bagian dari karakter.

Lalu, siapa dan bagaimana melatih anak-anak mengantre? Mereka bisa dilatih oleh para guru di sekolah. Misalnya dengan membuatkan permainan di mana para pemainnya harus mengantre.

Sembari bermain atau sebelum permainan dimulai, berikan atau tanamkan pengertian tentang mengantre, mengapa mesti mengantre,  dan apa pula manfaat mengantre bagi mereka dan orang lain.

Menanamkan budaya antre sejak belia (Sumber gambar: pendis.kemenag.go.id).
Menanamkan budaya antre sejak belia (Sumber gambar: pendis.kemenag.go.id).

Tidak hanya di sekolah, di rumah pun anak-anak bisa dilatih untuk membiasakan diri mengantre oleh orangtua mereka masing-masing. Misalnya, mengantre saat mengambil makanan, saat hendak menggunakan toilet, dan lainnya.

Dan, jangan lupa, budaya mengantre semakin mudah dan cepat terserap di benak anak-anak apabila ada teladan dari orangtua di rumah dan guru mereka di sekolah. Keteladanan ini sungguh sangat penting!

Manfaat Berlatih Mengantre

Apa manfaat kebiasaan mengantre bagi anak-anak? Pertama-tama, dengan mengantre kita melatih anak untuk bersikap sabar. Ia mesti bisa memahami dan menyadari bahwa ia hidup bersama dengan orang lain.

Setiap orang memiliki kebutuhan. Kebutuhan itu bisa sama, bisa juga berbeda. Oleh karena itu, si anak harus memahami saat kebutuhannya sama dengan kebutuhan orang lain dan berlangsung pada waktu yang bersamaan. Di situlah diperlukan kesediaan mengantre dengan sabar.

Selanjutnya, dengan mengantre kita melatih anak menghargai hak orang lain dengan dasar rasa keadilan. Siapa yang datang lebih dulu, berhak mendapat pelayanan lebih awal.

Kalau ada yang datang belakangan, tentu ia harus siap untuk mendapatkan pelayanan belakangan. Hal seperti inilah yang mesti dijelaskan kepada sang anak agar dia benar-benar paham.

Selain itu, mengantre juga bermanfaat untuk melatih anak menerima konsekuensi atas tindakannya. Kalau ia datang belakangan misalnya, maka harus merelakan orang lain yang datang lebih dulu berada di depan. Ia tidak boleh menyerobot.

Kalau berani menyerobot, ya, dia akan menerima konsekuensinya, seperti ditegur dan disuruh mundur lagi. Si anak tidak boleh marah atau kecewa diperlakukan seperti itu, karena itu kesalahannya sendiri lantaran berani menyerobot antrean.

Setiap kali anak-anak patuh dalam mengantre, jangan lupa memberinya penghargaan atau pujian. Bagaimana caranya?

Misalnya, "Mama senang melihatmu tadi ikut mengantre saat kita membayar buku di kasir di toko buku yang ramai." 

Atau, "Papa senang kamu bersabar mengatre saat kita membeli bahan bakar minyak di pompa bensin tadi. Kamu tidak mengeluh."

Belajar dari Jepang

Begitulah, kebiasaan mengantre harus dilatihkan sejak dini sehingga menjadi bagian dari karakter ketika anak-anak tumbuh dewasa.

Orang Jepang sangat terkenal dengan kedisiplinan mereka, termasuk dalam hal budaya antre bangsa ini. Mengapa bisa begitu?

Karena bangsa negeri Matahari Terbit itu sudah dilatih dan dibiasakan berdisiplin sejak anak-anak, baik di rumah maupun di luar rumah.

Contoh budaya antre masyarakat Jepang (Sumber gambar:http: cyrillez96.blogspot.com).
Contoh budaya antre masyarakat Jepang (Sumber gambar:http: cyrillez96.blogspot.com).

Mereka menjadi pribadi yang tumbuh kembang dengan disiplin yang kuat, termasuk dalam hal budaya antre. Orangtua mereka benar-benar menjadi teladan yang baik dalam hal ini.

Oleh karena itu, mari melatih dan membiasakan anak-anak mengantre dalam berbagai kegiatan yang melibatkan orang lain di mana pun mereka berada agar terwujud ketertiban, kenyamanan, dan keamanan bersama.  

Di rumah, anak-anak dilatih oleh orangtuanya, di sekolah mereka dibiasakan mengantre oleh para gurunya. Semoga budaya antre benar-benar menjadi bagian dari pola hidup dan karakter bangsa Indonesia.

(I Ketut Suweca, 21 Mei 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun