Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Cara Sederhana agar Tidak Kesepian di Masa Tua

6 Oktober 2021   20:18 Diperbarui: 10 Oktober 2021   01:08 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian setelah pensiun. (SHUTTERSTOCK/polymanu)

Pada umumnya, masa tua diharapkan menjadi masa yang indah bersama anak dan cucu. 

Kata orang, kalau sudah punya cucu bahagia sekali rasanya.

Bahkan, acapkali rasa sayang kepada cucu melebihi kasih sayang terhadap anak. 

Kebahagiaan karena kehadiran cucu demikian besar. 

Betapa pun payahnya, kalau sudah bertemu cucu, senanglah hati. 

Begitukah?

Tinggal Terpisah

Nah, seperti itulah harapan orangtua, bahagia bersama anak dan cucunya. Namun, pada kenyataannya tidak semua orangtua beruntung bisa tinggal bersama anak dan cucu mereka.

Setelah berkeluarga, anak-anak tidak lagi tinggal serumah. Mereka memilih tinggal bersama istri atau suami di rumah yang baru.

Tinggallah sepasang suami-istri yang hanya berdua di rumah tua. Tanpa anak dan tanpa cucu yang menemani. Bagaimana ini?

Bisa jadi, para orangtua yang berada dalam keadaan seperti ini akan tertimpa rasa sepi yang dalam, rasa nelangsa yang memprihatinkan. Hal seperti ini banyak terjadi.

Lalu, apa yang bisa dilakukan agar rasa kesepian yang melanda itu bisa dikurangi semaksimal mungkin? Kendati tanpa anak dan cucu di samping, tetapi tidak terlanda rasa sepi yang mengungkung, adakah caranya?

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengisi hari-hari di masa tua atau tanpa dicekam rasa kesepian.

Pertama, tetap beraktivitas.

Ini aspek yang sangat penting. Beraktivitas menandakan seseorang masih hidup, masih punya energi, dan masih sehat. Apa pun aktivitas yang dilakukan sungguh akan sangat bermanfaat bagi tertanamnya rasa berguna bagi diri sendiri.

Di samping itu, aktivitas menjadi sangat penting agar pikiran dan fisik tetap aktif, juga melewatkan waktu dengan kegiatan yang berfaedah.

Waktu akan tidak terasa berlalu karena kesibukan dalam aktivitas tersebut. Jika sebaliknya, duduk bengong saja di rumah, maka boleh jadi sangat membosankan bahkan bukan mustahil bisa menimbulkan depresi.

Kedua, terlibat dalam komunitas.

Di banyak daerah ada komunitas yang digagas dan tumbuh di masyarakat yang terdiri dari para lansia. Komunitas itu bergerak di berbagai macam kegiatan.

Ada komunitas jalan bareng, ada komunitas pesepeda, ada komunitas olahraga tertentu khusus lansia, ada juga komunitas yang mengkhususkan diri dalam kegiatan persembahyangan ke tempat ibadah, dan lainnya.

Ketiga, aktif ikut membahagiakan orang lain.

Membantu orang lain merupakan cara yang jitu untuk menambah perasaan berguna sekaligus menambah kebahagiaan.

Rasakanlah, ketika kita bisa membantu orang lain dengan ikhlas dan mereka berhasil keluar dari masalah, betapa senangnya hati. Oleh karena itu, membantu membuat orang lain bahagia akan membuat kita sendiri juga bahagia.

Keempat, komunikasi dengan anak-cucu.

Kendati anak dan cucu tidak lagi bersama dalam satu tempat tinggal, tetaplah mengadakan komunikasi dengan mereka. Ini akan dapat sedikit mengurangi rasa kangen, terutama dengan cucu tersayang.

Kini sarana komunikasi sudah mudah dijangkau. Dengan handphone saja orang sudah bisa melihat dan bercakap-cakap dengan anak dan cucu kapan pun ada waktu. Kemajuan teknologi audio-visual sangat memudahkan terwujudnya komunikasi jarak-jauh.

Kelima, sempatkan keluar rumah.

Jangan mengungkung diri atau dengan sengaja mengisolasi diri di dalam rumah. Keluar rumah sesekali itu perlu dilakukan.

Berbincang-bicang dengan para sahabat, dengan para tetangga itu perlu. Dengan begitu, kita akan merasa terhibur dengan bergaul dengan mereka. Ini merupakan cara untuk tetap bersosialisasi dan bersilaturahmi. 

Sebaiknya bergaul dengan para sahabat yang selalu mendukung dan menguatkan, bukan dengan mereka yang membuat mentalitas kita terpuruk atau bertambah nelangsa.

Keenam, buatlah rencana aktivitas.

Nah, membuat rencana tidak kalah pentingnya. Saya anjurkan untuk membuat rencana dalam setahun. Lalu, rinci setiap bulannya, apa kegiatan pokok yang akan dilakukan. Tempel rencana itu di tempat yang mudah terlihat.

Dengan rencana bulanan selama setahun itu, ada pedoman tentang apa yang akan dilakukan dalam mengisi hari-hari ke depan.

Dengan rencana itu, akan muncul semangat dari dalam diri untuk bergerak, terus aktif mengisi hari-hari agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Susun rencana sederhana yang realistis. Hindari rencana kegiatan yang muluk-muluk sehingga sulit dicapai. Tujuan utamanya adalah bisa beraktivitas setiap hari.

Pedomani dan bergeraklah sesuai dengan rencana tersebut. Selaraskan dengan kemampuan dan kondisi fisik kita.

Itulah sekelumit cara sederhana mengurangi rasa kesepian di usia lanjut. Semoga dengan melakukan mencoba saran-saran di atas, para lansia bisa hidup dengan semangat, aktif, dan tetap berkontribusi pada sekitarnya.

(I Ketut Suweca, 6 Oktober 2021).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun