Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Praktikkan Jurus "The Art of Lobbying" pada Kencan Pertama, Dijamin akan Mendapatkan Kesan Positif!

30 April 2021   18:48 Diperbarui: 1 Mei 2021   03:03 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan bahagia (DragonImages via lifestyle.kompas.com)

Salah satu mata kuliah yang saya ampu adalah Lobi dan Negosiasi. Mata kuliah ini pada dasarnya mengajarkan jurus memengaruhi orang lain.

Ilmu ini memberi kita pengetahuan tentang bagaimana caranya agar orang yang semula menolak jadi mau, orang yang semula ragu jadi mantap hatinya, dan orang yang sebelumnya tidak percaya, jadi percaya. Menarik, bukan?

Lalu, relevankah ilmu lobbying ini diterapkan saat kencan pertama? Tentu saja relevan, karena prinsipnya sama saja: memengaruhi orang lain!

Paling tidak ada 6 jurus yang bisa diandalkan dalam hubungan ini. Jurus yang lainnya simpan dulu ya, he he he.

Dengan keenam jurus ini, saya yakin, si pelobi atau yang hendak "nembak" akan berhasil memberikan kesan pertama yang positif dan menyenangkan.  

Saya menyebutnya dengan istilah "the art of lobbying." Penasaran? Mari kita mulai.

Pertama, jurus tersenyum

Siapa yang tidak suka teman bicaranya tersenyum? Senyum memberikan rasa nyaman selama melakukan pembicaraan. Senyum pula yang membuat orang lebih terbuka hatinya untuk diajak berkomunikasi.

Bandingkan, kalau lawan bicara kita bersungut-sungut dengan wajah ditekuk. Ingin meninggalkannya saja, rasanya.

Senyum itu adalah wujud dari keramahan. Seseorang yang melihat teman bicaranya tersenyum saat memulai pembicaraan, saat berbicara, dan ketika menutup pembicaraan, akan merasa senang dan dihargai.

Jadi, tersenyum tatkala berbincang-bincang merupakan jurus mendekatkan diri, mendekatkan hati.

Suasana hati akan menjadi riang dan menyenangkan, hambatan pun bisa terhapuskan. Lagipula, wajah pun tampak lebih manis dan sumringah.

Oleh karena itu, jangan lupa tersenyum jika sedang berbicara atau sedang mendengarkan teman berbicara. Kencan pertama tanpa tersenyum akan terasa hambar dan kaku.

Kencan pertama begitu menggoda (Sumber: hercampus.com)
Kencan pertama begitu menggoda (Sumber: hercampus.com)
Kedua, jurus memandang

Nah, ini cara berkomunikasi nonverbal juga sebagaimana tersenyum. Memandang langsung ke mata si pembicara adalah cara yang dianjurkan. Saat teman bicara sedang menyampaikan pendapatnya, lihatlah matanya.

Tentu saja pandangan mesti pandangan yang lembut dan menyejukkan. Jangan memandang teman bicara sedemikian rupa sehingga ia merasa sedang "dikuliti."

Memandang mata teman bicara adalah cara dianjurkan. Pandang langsung ke matanya dan  sesekali boleh lempar pandangan ke objek lain.

Ketika teman berbicara, jangan hendaknya bermain handphone. Orang yang paham psikologi komunikasi tidak akan melakukan hal ini jika ia ingin pembicaraannya sukses dan meninggalkan kesan postif.

Memandang lawan bicara saat berbicara menandakan bahwa kita fokus terhadap apa yang dibicarakannya. Ia pun merasa akan dihargai dan diperhatikan.

Ketiga, jurus mendengar

Ingatlah semua orang butuh didengarkan! Setiap orang pada umumnya senang  bercerita tentang dirinya sendiri, misalnya tentang hobi, karier, keluarga, keberhasilan, dan lainnya.

Jika ingin memberi kesan pertama yang baik, jadilah pendengar yang baik.

Lalu, apa untungnya menjadi pendengar yang baik? Pertama-tama, orang yang kita dengarkan penuturannya akan merasa dihargai. Ia akan merasa senang. Kalau sudah seperti ini, maka komunikasi dan hubungan lebih jauh akan kian terbuka.

Selanjutnya, kita bisa lebih banyak mengetahui tentang teman bicara kita. Dengan cara mendengar, kita akan mengetahui siapa dia sesungguhnya. Kita akan mengetahui hal-hal berkenaan dengan dirinya melalui apa yang dikatakannya.

Keempat, jurus bertanya

Mengapa dalam komunikasi, bertanya itu perlu? Pertanyaan yang diajukan ketika sedang berkomunikasi menandakan komunikasi tersebut berjalan dua arah (two-way traffic communications).

Dengan menyampaikan pertanyaan, berarti pula kita memberikan perhatian atau respons yang sungguh-sungguh terhadap topik pembicaraan. Dengan kata lain, kita memerhatikan materi perbincangan.

Dengan bertanya kita akan mendapatkan jawaban atas apa yang ingin kita ketahui lebih jauh atau hal yang belum kita pahami.

Bertanyalah dengan santun. Hati-hati juga bertanya agar tidak terkesan menginterogasi teman bicara.

Kelima, jurus menjawab

Tentu saja kita tidak melulu mendengar kawan bicara kita. Sesekali, dalam komunikasi dua arah, kita juga akan mendapatkan pertanyaan. Kita pun perlu menjelaskan pandangan atau pendapat kita tentang sesuatu hal yang ditanyakan.

Ketika mendapatkan pertanyaan dari teman bicara, jawablah dengan baik dan dengan senyum yang menyertai jawaban. Jawablah pertanyaan dengan secukupnya saja, jangan berlebihan.

Hindari menjawab pertanyaan secara bertele-tele. Kalau hal ini dilakukan, teman bicara kita mungkin saja segera bisa menduga kita orang yang cerewet atau tidak bisa mengungkapkan gagasan dengan kata-kata dengan cukup baik.

Oleh karena itu, berikan jawaban secukupnya, dan jangan pernah lupa, jawablah sambil sesekali tersenyum.

Keenam, jurus menutup

Ketika topik pembicaraan sudah habis atau selesai dan sudah tiba waktu mengakhirinya, maka tiba saatnya pembicaraan tersebut ditutup. Lalu, bagaimana menutup pembicaraan?

Ada beberapa anjuran yang layak dipertimbangkan. Di antaranya, sampaikan rasa terima kasih sudah mengajak berbicang.

Selanjutnya, mintalah pamit dengan kata-kata yang santun, jangan lupa menyampaikan rasa senang dapat berbincang-bicang dengannya.

Jika mementumnya tepat, sampaikan motivasi atau support tertentu terhadap teman bicara sebelum meninggalkan tempat. Misalnya, "Selamat belajar ya. Sukses."

Jika ada hal yang pantas dipuji, segeralah berikan pujian. Misalnya, "Wah, tanaman hias di sini bagus-bagus. Saya suka melihatnya."

Sampaikan semua itu dengan ikhlas dan jujur. Jangan mengada-ada, karena mudah kentara. 

Itulah "the art of lobbying" yang penting dan layak dipertimbangankan serta dipaktikkan pada saat kencan pertama.

Seperti kata iklan, jumpa pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda!

( I Ketut Suweca, 30 April 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun