Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luh Hartini, Seorang Ibu dengan Limpahan Kasih Sayang

23 Desember 2020   05:16 Diperbarui: 23 Desember 2020   07:00 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto nenek dan cucunya (Sumber i.pinimg.com)

Kondisi yang Menurun

Karena umur yang sudah lanjut, kondisi fisiknya lambat-laun mulai menurun. Akhirnya, secara bergantian anak-anaknya mengajak beliau untuk tinggal bersama. Terkadang di rumah anaknya yang lain, juga di tempat tinggal saya.

Hanya, paling lama hanya sebulan di rumah anak-mantunya. Setelah itu beliau akan kembali ke rumah kecil yang disiapkan menantunya itu, bersama pendampingnya yang setia. Pendamping dan mertua saya masih ada hubungan keluarga.

Ketika bersedia tinggal di rumah saya, saya anjurkan beliau untuk berjalan-jalan di sepanjang gang depan rumah sambil menghirup udara segar setiap pagi. Nah, beliau pun melakukannya dengan disiplin.

Beliau tahu maksud saya, apalagi kalau bukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Saya dan istri sangat senang melihat optimisme di wajah beliau.

Gemar Memasak

Oh ya, salah satu kegemaran beliau adalah memasak. Maklum saja, semasih sehat-walafiat dulu, beliau membuka warung nasi cukup lama. Beliau sendirilah yang menjadi juru masaknya. Warung itu lumayan laris.

Kalau sudah urusan memasak, beliau memang ahlinya. Sampai-sampai anaknya  sulungnya pernah mengatakan, "Ibu itu memang hebat, batu pun dimasak pasti bakal enak."

Saya pun sangat suka masakan beliau. Cucu-cucu beliau atau anak-anak saya juga sangat menyukai masakannya.

"Nenek, buatin makanan enak dong. Apa saja boleh. Nenek kan pinter masak," begitulah acapkali rayuan salah seorang cucunya.

Mendengar permintaan itu, sang nenek pun mulai sibuk di dapur. Dan, tak lama kemudian kami semua menyerbu dapur, bersantap dengan lahap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun