Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Konsep "Tri Hita Karana", Sumber Kebahagian Hidup Masyarakat Bali

17 Agustus 2020   18:17 Diperbarui: 27 Agustus 2020   03:21 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Unsplash/Ruben Hutabarat)

Petikan liriknya begini, "Tuhan, tempat aku berteduh, di mana aku mengeluh dengan segala peluh... Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa... tempat  aku memuja, dengan segala doa ... Aku jauh, Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat..." Begitulah manusia, kepada Tuhan-lah ia mendekat, dan pada akhirnya segala masalah ditumpahkan, diadukan, dimohonkan petunjuk-Nya.

Cara lain dalam kaitannya dengan kebertuhanan di luar kegiatan beribadah adalah dengan menjalankan ajaran-ajaran ketuhanan dalam kehidupan. Apa yang menjadi panduan Tuhan melalui kita-kitab suci, itulah dijadikan tuntunan dalam memahami Tuhan sekaligus dalam mewujudkan bhakti melalui jalan yang ditunjukkan-Nya.

Konsep Tat Twam Asi

Kedua, hubungan harmonis sesama manusia. Hal ini menjadi bagian fundamental untuk diwujudkan dalam pergaulan antarmanusia. Konsep dasarnya adalah saling menghormati dan menghargai.

Tak peduli dari mana asal daerahnya, apa pun agamanya, apa pun golongannya, apa pun suku bangsanya, dan bagaimana pun warna kulitnya. Saling menghormati dan menghargai adalah konsep dasar bagi terciptanya hubungan harmonis dalam isi dunia yang pluralis.

Di Bali ada ajaran yang menyebutkan setiap orang hendaknya merasa dirinya bersaudara. Istilahnya, "vasu deva kutumbhakam,"  yang artinya semua manusia di dunia ini bersaudara. Dasar persaudaraan antarmanusia menjadi pondasi penting dalam menjalin hubungan. 

Manusia hendaknya tidak saling menyakiti dan tidak saling merendahkan satu sama lain. Di Bali ada tatanan hidup yang disebut dengan "tat twam asi", yang bermakna "kamu adalah aku, aku adalah kamu."

Jadi, kalau kita menghormati dan menghargai orang lain sama saja artinya dengan kita menghargai dan menghormati diri sendiri. Sebaliknya, jika kita tidak menghormati orang lain berarti sesungguhnya kita sedang tidak menghormati harkat dan martabat diri sendiri.

Konsep tat twam asi juga mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia itu sama, yaitu sama-sama ciptaan Tuhan. Kalau sama-sama ciptaan Tuhan, mengapa harus menghina atau meremehkan manusia lain? Mengapa tidak menghargai mereka yang adalah juga sebagai makhluk tertinggi ciptaan Tuhan, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada pribadi manusia itu?

Bersahabat dengan Alam Lingkungan

Ketiga, hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan. Seperti pentingnya hubungan antarmanusia, hubungan manusia dengan alam lingkungan pun tak boleh diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun