Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pijat Refleksi, "Refreshing" dan Kesehatan

20 Januari 2019   13:21 Diperbarui: 20 Januari 2019   14:01 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pembaca tentu mengenal pijat refleksi. Mungkin sudah pernah merasakan seperti apa pijatan refleksi itu. Bahkan, boleh jadi sudah terbiasa menikmati terapi tradisional ini. Penulis sendiri, sesekali datang ke pijat refleksi yang tak jauh dari rumah. Berbekal uang tak lebih dari Rp.60.000,- sudah dapat layanan selama 1 jam. Pembaca tentu punya pengalaman tentang hal ini, boleh diceritakan nanti.

Biasanya penulis booking dulu melalui telepon sebelum datang,  khawatir sudah ada orang lain mendaftar duluan. Beberapa kali kejadian, ada orang yang datang langsung ke tempat pijat, tapi tempatnya sudah penuh sehingga terpaksa balik pulang. Itulah perlunya pesan tempat lebih awal, dengan menjelaskan jam berapa minta ditangani dan kesiapan tenaga  terapis.

Refreshing  dan Me Time

Pijat refleksi bagi penulis adalah kesempatan untuk mendeteksi kondisi organ tubuh. Seperti biasanya terasa di dunia pijat, mana daerah kaki ketika dipijat terasa sakit dan ngilu, di organ yang berhubungan dengan saraf itulah yang diprediksi kondisinya sedang terganggu. Jadi, kondisi organ tubuh 'diperiksa' melalui telapak kaki dan punggung kaki. Pandang saja ini sebagai langkah pencegahan sebelum sakit, dan sekaligus proses penyembuhan ketika ada gejala penyakit.

Pijat refleksi baik juga untuk mengisi 'me time', ketika sedang libur, Sabtu atau Minggu, misalnya. Sesekali refreshing dengan pijat, nggak apa-apa bukan? Memang, kadangkala terasa sedikit sakit pada bagian-bagian tertentu dari telapak kaki yang dipijat. 

Menikmati rasa sakit itu sesuatu banget, pedes!  Kendati pun terasa sakit, pelanggan akan menahannya demi kesembuhan. Tentu saja sang terapis menyesuaikan tekanan pijatannya dengan daya tahan terhadap rasa sakit si pelanggan. Bagi penulis, rasa sakit itu tidak keras, bahkan bisa dinikmati, he he he. Jadi, pijat refleksi bagi sebagian orang bisa jadi sebagai cara refreshing yang keren mengisi hari libur.

Jaga Kesehatan

Hal yang lebih penting dari pijat refleksi adalah untuk menjaga kesehatan. Kita tentu sepakat betapa pentingnya merawat kesehatan: tubuh, pikiran, dan jiwa. 

Banyak orang tak pernah ragu mengeluarkan sejumlah uang demi menjaga kesehatan, antara lain dengan pijat refleksi ini. Dengan cara tradisional ini, bisa ditebak bagian mana dari organ tubuh yang terganggu. Bagian yang terganggu itulah dilancarkan peredaran darahnya melalui pijatan pada titik-titik saraf di kaki. Secara teori, jika aliran darah ke seluruh tubuh lancar tanpa hambatan, maka tubuh seseorang dipastikan sehat-walafiat.

Banyak sekali cerita pengalaman dari mereka yang berhasil tersembuhkan dengan pijat refleksi. Asal bersedia menahan sedikit rasa sakit, secara bertahap dan konsisten, diyakini penyakit dalam tubuh bisa sembuh melalui tangan terapis yang andal.

Uniknya, kumpulan saraf refleksi itu justru sebagian besar ngumpul  di kaki!  Dan, dengan pemijatan, bisa terjadi proses penyembuhan! Luar biasa. 

Pembaca punya pengalaman dengan pijat refleksi? Silakan berbagi.

( I Ketut Suweca, 20 Januari 2019).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun