Mohon tunggu...
ECOFINSC UNDIP
ECOFINSC UNDIP Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Study Finance FEB UNDIP

ECOFINSC FEB UNDIP adalah organisasi mahasiswa berbentuk kelompok studi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian mengenai permasalahan perekonomian maupun keuangan di lingkup nasional maupun internasional. Lebih lanjut mengenai ECOFINSC dapat di akses melalui https://linktr.ee/Ecofinscfebundip

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ancaman Resesi 2023, Rupiah Optimis atau Pesimis?

14 Desember 2022   22:56 Diperbarui: 24 Desember 2022   11:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak yang terjadi dari resesi ekonomi yaitu adanya kenaikan tingkat suku bunga yang tajam. Bank Indonesia akan menyesuaikan tingkat suku bunga acuan.

Gambar 2. Data Nilai Rupiah

UNxqHJIoNB8_58fApg9StbshxuMDEu_Ox-x2B3Ee5g4WuMscGj0KwN9B7jzxkktjwLkFn3ERLnbAjo9ULEl5_1xrRrrNTiXRs4PEZpUGCibBJu2Vnbt8gr9Vz-svvZDrgAx2BbDYEJkjLHZwhk2aigFcnMZITmpj_9r4rMzqbrtbvFUsHbd5tyGwKzlJwA
UNxqHJIoNB8_58fApg9StbshxuMDEu_Ox-x2B3Ee5g4WuMscGj0KwN9B7jzxkktjwLkFn3ERLnbAjo9ULEl5_1xrRrrNTiXRs4PEZpUGCibBJu2Vnbt8gr9Vz-svvZDrgAx2BbDYEJkjLHZwhk2aigFcnMZITmpj_9r4rMzqbrtbvFUsHbd5tyGwKzlJwA
Sumber: Bank Indonesia

Dunia saat ini dihadapkan oleh kondisi ekonomi yang kian suram. Hal tersebut terlihat dari kondisi perekonomian AS yang resesi dengan probabilitas mendekati 60% menjadi sorotan, sedangkan Eropa tahun depan akan mendapati perekonomian yang terburuk karena berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi, dan investasi. Kondisi tersebut dibarengi oleh tingginya inflasi global yang akan diperkirakan mencapai 9,2%, dengan AS mendekati 8,8%, menyusul Eropa 10% dan Inggris mendekati 11%. Inflasi yang tinggi membuat The Fed menaikkan suku bunga acuan (FFR) secara ketat. Agresifnya The Fed dalam menaikkan suku bunga bertujuan untuk mengendalikan inflasinya yang tinggi. Hal tersebut diikuti oleh Indonesia sebagai negara berkembang yang perekonomiannya berkiblat pada negara kuasa dunia. Oleh karena itu BI menaikkan tingkat suku bunga agar menyeimbangi gerakan AS dan menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali. Meskipun telah menyeimbangi pergerarakan AS, diketahui sepanjang tahun 2022 rupiah tercatat melemah lebih dari 9% yang diketahui melalui penurunan besaran cadangan devisa selama 7 bulan beruntun. Penurunan tersebut dari US$ 139,9 miliar menjadi sekitar US$ 130,1 miliar (mengutip Gubernur BI dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI). Dengan sigap, Bank Indonesia melakukan intervensi yang besar guna menstabilkan nilai tukar rupiah dengan menghabiskan cadangan devisa sebesar US$ 8,8 miliar. 

Di awal November 2022, rupiah menguat dan kembali melemah di pertengah bulan secara berturut-turut dalam memerangi dolar AS. Tekanan bagi rupiah masih besar sebab pasar kembali menebak-nebak perilaku The Fed yang akan meneruskan agresifnya atau mulai mengendur. Hal ini membuat rupiah sulit menguat. Namun dari kondisi tersebut, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penguatan signifikan, diketahui melalui penurunan yield SBN selama 3 pekan berturut-turut sebesar 15,7 bps menjadi 7,045%. Artinya, para investor asing mulai melirik Indonesia lagi dengan membeli obligasi Indonesia melalui pasar sekunder. Adanya aliran dana yang masuk ke dalam negeri, berhasil membuat rupiah kembali menguat. Pada realitanya para ekonom cukup sulit memprediksi arah pergerakan rupiah di masa mendatang meskipun ada skema yang dikenal dengan exchange rate determination yang pada nyatanya diuji oleh penelitian empiris di Harvard dan Universitas California, teori tersebut tidak terbukti dapat memprediksi nilai tukar secara tepat. Namun, Chatib Basri, seorang ekonom senior mengungkapkan bagaimana cara melihat pergerakan dolar untuk melihat kecenderungan laju kurs rupiah (dikutip dari CNBC). Pertama, melihat perbedaan pertumbuhan ekonomi antara AS dengan Eropa. Kedua, melihat pergerakan harga dari net ekspor untuk energi dan komoditas. Ketiga, melihat upaya The Fed mengatasi inflasi. 

Kondisi ekonomi dunia yang semakin tidak menentu apalagi di tahun 2023, berimbas pada kondisi ekonomi Indonesia. Diperkirakan Indonesia tidak akan mengalami resesi yang begitu parah seperti AS dan negara lain dunia karena faktor resesi ini berasal dari luar Indonesia sendiri dan kemampuan Indonesia untuk mencukupi kebutuhannya masih dapat terpenuhi. Semua ini dikarenakan Indonesia memegang prinsip TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang ditingkatkan sehingga pemenuhan dalam negeri tidak bergantung pada pengiriman dari luar. Selain itu, besar kontribusi masyarakat kalangan atas dalam menentukan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sehingga inflasi yang terjadi tidak menjerat Indonesia ke jurang resesi. Namun, reflasi yang akan datang menghantui Indonesia. Ancaman reflasi adalah kondisi dimana adanya risiko resesi, tetapi disisi lain ada laju inflasi yang tinggi. Hal tersebut merupakan bentuk imbas dari resesi dunia dan respon Bank Indonesia menaikkan suku bunga secara terus menerus. Sangat dimungkinkan Bank Indonesia akan terus menaikkan suku bunga acuannya, tetapi tidak seagresif empat bulan belakangan ini yang menetapkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 175 bps menjadi 5,25% di bulan November 2022. 

Resesi sendiri diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang berkepanjangan, biasanya berlangsung selama lebih dari dua kuartal berturut-turut. Salah satu penyebab utama resesi global karena adanya inflasi yang melonjak tinggi akibat supply disruption. Adanya perang Rusia-Ukraina menyebabkan supply disruption itu sendiri yang kemudian disertai dengan adanya pengetatan kebijakan moneter. Sejumlah faktor lain seperti kebijakan pandemi China dan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Menurut Bank Dunia, telah terjadi beberapa krisis keuangan dalam beberapa tahun terakhir karena bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi. Adapun dampak resesi ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia diantaranya seperti semakin melemahnya nilai tukar rupiah, permintaan ekspor Indonesia akan menurun, meningkatnya jumlah pengangguran, melemahnya daya beli masyarakat, serta meningkatnya tingkat suku bunga. Dengan demikian, kebijakan yang dipilih Bank Indonesia dikatakan tepat untuk melindungi perekonomian Indonesia dan nilai tukar rupiah, namun tidak dapat dihindarkan juga bagaimana bauran kebijakan dengan pemerintah harus dilaksanakan yang berfokus membantu masyarakat menengah kebawah untuk tetap menjaga daya beli nya.

Meskipun Indonesia diproyeksikan tidak mengalami dampak seburuk AS akibat dari resesi, pemerintah diharapkan tidak lengah. Inflasi yang terus-menerus naik akan mengurangi daya beli masyarakat dan perekonomian pun akan melemah. Langkah antisipatif untuk menjaga dan mendorong kinerja perekonomian nasional harus terencana dengan baik dan sistematis. Menjaga kestabilan harga komoditas dan memastikan neraca perdagangan tetap surplus dapat menjaga nilai mata uang tetap terjaga. Terlepas dari itu, antisipasi ini menjadi tanggung jawab bersama baik itu pemerintah, masyarakat, dan stakeholder yang terkait. 

DAFTAR PUSTAKA 

Darmawan, A. D. (2022, November 18). Kurs Rupiah Lima Poin terhadap Dolar AS . Retrieved from databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/18/kurs-rupiah-lima-poin-terhadap-dolar-as-jumat-18-november-2022-

Katadata. (2022, September 14). Inflasi Amerika Serikat Kembali Melandai pada Agustus 2022. Retrieved from databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/14/inflasi-amerika-serikat-kembali-melandai-pada-agustus-2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun