Yus Rusila Noor
yus.noor@gmail.comÂ
Pantai berlumpur di pesisir timur Sumatra itu mulai diwarnai oleh tubuh-tubuh kecil berbulu dengan beragam bentuk paruh, sebagian bergerak cepat sambil paruhnya aktif mengambil makanan di permukaan tanah dan sebagian lainnya melangkah satu demi satu langkah sambil menusuk-nusukan paruhnya ke dalam lumpur.Â
Mereka sedang transit di pesisir wilayah Indonesia dalam sebuah perjalanan epik dari tempat berbiaknya di Siberia menuju surga musim dingin di negara-negara Pasifik.Â
Mereka adalah para penjelajah udara, pelaku dari salah satu drama terbesar alam yang seringkali luput dari pandangan manusia. Setiap kepakan sayap mereka adalah sebuah ritme dari naluri purba untuk bertahan hidup.Â
Setiap tahun, dunia berkumpul untuk memahami, merayakan, dan melindungi perjalanan mereka dalam peringatan yang disebut World Migratory Bird Day (WMBD). Pada tahun 2025, seruan temanya bergema seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu "Menciptakan Kota dan Masyarakat yang Ramah Burung" - Creating Bird-Friendly Cities & Communities.
Dari Sebuah Ide Kecil Menjadi Seruan Global
Kisah WMBD bermula bukan di sebuah balai sidang PBB yang megah, melainkan dari keprihatinan para ilmuwan dan pencinta burung di Amerika Serikat pada tahun 1993. Mereka melihat betapa sedikitnya perhatian yang diberikan kepada burung-burung yang menghubungkan benua dengan sayap mereka. Maka, lahirlah "International Migratory Bird Day" sebagai sebuah upaya lokal untuk menyuarakan pentingnya konservasi.
Namun, pesan itu ternyata terlalu penting untuk dibiarkan tetap dalam skala lokal. Burung-burung ini tidak mengenal batas negara, mereka adalah warga dunia. Menyadari hal ini, dua badan PBB, yaitu Konvensi tentang Konservasi Spesies Satwa Liar Bermigrasi (CMS) dan Perjanjian Burung Air Afrika-Eurasia (AEWA), mengadopsi inisiatif ini pada tahun 2006 dan mengubahnya menjadi sebuah kampanye global. World Migratory Bird Day pun lahir.
Yang unik dari perayaan ini adalah terjadinya dua kali dalam setahun, tepatnya pada Sabtu kedua di bulan Mei dan Oktober. Ini adalah pengakuan yang bijaksana terhadap luasnya planet kita.Â