Mohon tunggu...
Hadi
Hadi Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Buku

membaca, menulis, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kultivar Melon (1): Apollo, Clara, dan Meloni

8 November 2023   08:34 Diperbarui: 15 November 2023   13:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melon merupakan tanaman introduksi atau tanaman dari negara lain yang dibudidayakan di negara kita. Pada awal pembudidayaannya di Indonesia, benih melon harus didatangkan dari luar negeri. 

Tentu saja harga benih ini menjadi mahal. Konsekuensinya, harga buah melon juga mahal dan hanya terjangkau oleh kalangan berpendapatan menengah ke atas. 

Kultivar melon yang ada di Indonesia awalnya dikembangkan untuk menekan biaya produksi, terutama harga benih yang saat itu begitu mahal. Dengan adanya benih murah, diharapkan harga buahnya menjadi lebih murah dan terjangkau oleh lebih banyak kalangan. 

Baca juga: Varietas Melon

Tetua dari kultivar yang beredar di masyarakat saat ini berasal dari berbagai negara, seperti Taiwan, Jepang, Thailand, Australia, dan Amerika Serikat. Melalui rekayasa genetika, dihasilkan melon yang kualitasnya lebih baik dan sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. 

Saat ini ada ratusan, bahkan mungkin ribuan kultivar melon di dunia, termasuk Indonesia dan jumlahnya terus bertambah.

1. Apollo 

Baca juga: Klasifikasi Melon


Melon Apollo merupakan melon hibrida yang dapat tumbuh optimal di dataran rendah, atau kurang dari 300 mdpl. Batang tanaman ini bulat, berwarna hijau, dan berdiameter 0,55-0,65 cm.  

Daunnya bulat, dengan ukuran sekitar 18 X 21,3 cm. Daun yang berwarna hijau ini permukaannya halus dengan ujung tumpul dan tepi daun berombak. 

Pada saat berumur 25-35 hari, tanaman ini sudah mulai berbunga. Bunga ini baik jantan maupun betinanya berwarna kuning. Setelah penyerbukan, bunga ini tumbuh menjadi buah yang dapat dipanen seminggu sebelum berumur dua bulan. 

Baca juga: Tukang Gambar

Bentuk buahnya lonjong dengan ukuran 23 X 16 cm. Kulit buahnya mulus, tidak berjaring, berwarna kuning. Dari warna kuning pada kulitnya ini, melon Apollo sering disebut melon Golden. 

Buah ini tidak beraroma, tetapi rasa daging buahnya manis. Setelah dipanen, buah semangka Apollo dapat bertahan sampai lima hari jika disimpan pada suhu kamar. 

Bobot buahnya 1,2-3 kg dengan ketebalan daging buahnya 3-3,3 cm. Hasil panen rata-rata setiap hektarnya adalah sekitar 36 ton.

2. Clara

Meskipun namanya berbau asing, kultivar melon Clara dihasilkan oleh balai perbenihan yang ada di Indonesia. Melon yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2009 ini penampang batangnya berwarna hijau dan berbentuk segi lima tumpul dengan diameter 1,4-1,6 cm. 

Pada batang ini tumbuh daun yang juga berwarna hijau, berbentuk segitiga, dan ukurannya 18 - 19  X  24- 25 cm. Permukaan daun ini kasar, karena terdapat sisik dan bulu-bulu halus. Ujung daunnya bulat dengan pinggiran yang tergolong rata.

Tanaman ini sudah mulai berbunga sekitar sebulan setelah ditanam. Bunga tersebut berbentuk teropet ini warna dominannya kuning dan kelopak berwarna hijau. 

Bunga betinanya akan tumbuh menjadi buah yang siap panen pada umur 68-69 hari setelah penyerbukan. Buah yang dihasilkan berbentuk bola sedikit oval dengan ukuran tinggi 14,1-15,9 cm dan diameter 12,5-14,4 cm. 

Kulit buahnya berjaring tebal dan rapat, berwarna hijau terang saat baru tumbuh yang kemudian berangsur-angsur menjadi hijau. 

Daging buahnya hijau terang, keras, dan manis. Ketabalannya berkisar 4,2-4,5 cm. Bobot buah melon Apollo berkisar 1,6-2 kg dengan persentase buah yang dapat dikonsumsi mencapai 86-89 %. 

Buah ini jika disimpan dalam suhu kamar dapat bertahan sampai 19 hari. 

Bijinya berbentuk pipih, berwarna krem dengan bobot setiap seribu butirnya mencapai 26-27 gram. Jika dijadikan benih, setiap hektar perkebunan melon Clara membutuhkan 540-545 g biji. Hasil panennya rata-rata mencapai 35,7-45,1 ton/ha. 

3. Meloni

Melon Meloni ini merupakan kultivar yang relatif baru, diperkenalkan sejak tahun 2017. Seperti kultivar melon lainnya, tanaman melon Meloni didominasi warna hijau, terutama pada daun, batang, dan buahnya. 

Bentuk penampang batang tanamannya silinder dengan diameter 0,4-0,85 cm. Bentuk daunnya segitiga (Triangularis) dengan panjang 11,30-16,70 cm dan lebar 15,20-20,08 cm.Warna daunnya hijau gelap dengan permukaan kasar. 

Bunga melon Meloni ini didominasi warna kuning, dengan kelopak hijau. Bunga jantan mulai tumbuh 21 hari setelah tanam,
sedangkan betinanya menyusul 3 hari kemudian. 

Buahnya dapat dipanen saat tanaman memasuki umur 58-64 hari setelah tanam. Bentuk buahnya lonjong dengan ukuran panjang 13,70-23,50 cm dan lebar 8,10-13,90 cm. 

Bobot buahnya 660-1.700 gram per butir dengan persentase bagian buah yang dapat dikonsumsi mencapai 50,00-74,24%. Warna kulit buahnya oranye kekuningan dengan tekstur halus dan tidak berjaring. 

Daging buahnya berwarna oranye terang dengan ketebalan daging buah 2,0-3,4 cm. Buah ini tergolong beraroma sedang, tetapi cukup manis dengan tingkat kemanisan mencapai 7-16Brix. 

Pada setiap buahnya terkandung air 70,68%, vitamin C 24,93 mg/100 gr, dan betakaroten 336,14 g/100gr. 

Setelah dipanen, buah melon ini dapat bertahan sampai dua minggu jika disimpan pada suhu kamar.

Bijinya berbentuk lonjong, berwarna kuning terang. Jika dijadikan benih, setiap hektar perkebunan melon meloni membutuhkan 200-500 g biji. Hasil panennya rata-rata mencapai 7-18 ton/ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun