Mohon tunggu...
dzikrikomardiansyah
dzikrikomardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

saya memiliki ketertarikan pada penulisan, event planning, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelompok Wanita Tani Di Desa Sukarapih Ubah Sampah Plastik Jadi Inovasi Yellow Trap

14 September 2025   19:44 Diperbarui: 14 September 2025   19:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Yellow Trap. Sumber : Kkn 283 UIN Bandung

Sumedang -- Permasalahan sampah anorganik masih menjadi tantangan di banyak desa, termasuk di RW 02 Desa Sukarapih, Kabupaten Sumedang. Namun, warga setempat tidak tinggal diam. Melalui peran aktif Kelompok Wanita Tani (KWT), sampah plastik kini diolah menjadi produk bermanfaat bagi lingkungan.

KWT di Desa Sukarapih dikenal sebagai wadah pemberdayaan perempuan, khususnya dalam bidang pertanian dan pengolahan hasil bumi. Selama ini, kelompok ini aktif mendukung perekonomian keluarga melalui berbagai kegiatan produktif, seperti pengolahan sayuran dan hasil kebun. Tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, KWT juga turut mengambil peran dalam menjaga lingkungan sekitar.

Bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, KWT melaksanakan program inovatif dengan membuat yellow trap berbahan dasar botol plastik bekas. Sebanyak 35 botol dikumpulkan, lalu diwarnai kuning, dijemur, diberi perekat Glumon, dan dipasang di area perkebunan maupun sekitar rumah warga menggunakan penyangga kayu atau kawat.

Hasilnya cukup efektif. Perangkap sederhana ini mampu menekan populasi serangga pengganggu, seperti lalat dan hama hortikultura, sekaligus mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan.

Ketua KWT Desa Sukarapih, Ibu Nining, mengapresiasi program ini. "Botol plastik yang biasanya hanya jadi sampah kini bisa dimanfaatkan untuk melindungi tanaman. Selain kebun lebih terjaga, lingkungan juga jadi lebih bersih. Kami merasa senang bisa terlibat langsung dalam pembuatannya," ujarnya.

Selain manfaat ekologis, kegiatan ini juga memperkuat kebersamaan warga. Proses pembuatan yellow trap dilakukan secara partisipatif, mulai dari pengumpulan bahan hingga pemasangan. Masyarakat, terutama para perempuan yang tergabung dalam KWT, merasakan pengalaman baru sekaligus mendapat wawasan tentang pentingnya pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Dengan inovasi sederhana namun tepat guna ini, Desa Sukarapih membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan mahasiswa dapat menghadirkan solusi kreatif bagi masalah lingkungan sekaligus memberdayakan kelompok perempuan di pedesaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun