Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Nature

How to Avoid a Climate Disaster : Solusi yang kita miliki dan terobosan yang kita perlukan.

31 Agustus 2021   15:46 Diperbarui: 20 Oktober 2021   14:58 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
How to Avoid a Climate Disaster: The Solutions We Have and the Breakthroughs We Need (https://www.amazon.co.uk/How-Avoid-Climate-Disaster-Breakthroughs-ebook/dp/B07YTNGRCY)

---

Producing steel, concrete, and plastic creates greenhouse gas emissions - but there may be a silver lining.

Mari kita beralih ke cara kita membuat sesuatu, yang menyumbang sekitar sepertiga dari 51 miliar ton emisi gas rumah kaca dunia. Hal-hal seperti baja dan beton diproduksi dalam jumlah besar di seluruh dunia, menghasilkan sejumlah besar emisi berbahaya. Dan ini akan terus meningkat, karena semakin banyak negara menjadi lebih makmur dan maju. Antara tahun 2000 dan 2016, Cina itu menggunakan lebih banyak beton daripada yang dilakukan AS selama seluruh abad kedua puluh. Baja, beton, dan plastik ada di sekitar kita. Sulit membayangkan hidup tanpa mereka. Setiap kali kita membangun kota-kota baru atau memperluas kota-kota yang ada saat ini, dibutuhkan sejumlah besar bahan-bahan ini. Sayangnya, memproduksinya itu membutuhkan banyak sekali karbon dan panas, yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Saat ini, memanaskan bahan bakar fosil adalah cara yang murah dan mudah untuk membuat baja, tetapi itu juga berarti bahwa 1 ton baja menghasilkan 1,8 ton karbon dioksida.

Produksi beton juga menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan panas dan karbon secara murah dan efisien. Secara khusus, semen - komponen utama beton - membutuhkan pembakaran batu kapur, yang terdiri dari kalsium ditambah karbon dan oksigen. Dan satu ton semen kira-kira sama dengan satu ton emisi karbon dioksida.

Plastik, yang mungkin memiliki reputasi terburuk, mungkin sebenarnya datang dengan lapisan perak di masa depan. Semua plastik mengandung karbon. Faktanya, mereka adalah tempat yang bagus untuk menyimpan karbon. Setengah dari karbon yang dihasilkan saat membuat plastik masuk ke dalam plastik itu sendiri. Dan plastik sangat buruk dalam penguraian, yang berarti bahwa karbon tidak akan pergi ke mana pun untuk waktu yang lama.

Memang, Plastik tidak perlu sepenuhnya dianggap sebagai bencana bagi lingkungan. Sifatnya yang terjangkau, tahan lama, dan serbaguna membuat plastik memiliki sejumlah manfaat sosial yang tidak diragukan dan tergantikan. Tetapi, dekade penggunaan yang tak terkendali ditambah juga budaya membuang masyarakat kita, memiliki konsekuensi besar yang jauh melampaui pencemaran tanah dan air kita. Sangat penting bahwa kita secara drastis mampu mengurangi penggunaan plastik yang dapat dihindari, dan mengurangi jejak karbon kita. Hubungan kita dengan plastik mungkin beracun, tapi tidak harus selamanya seperti ini.

Ketika berbicara tentang cara alternatif yang terjangkau untuk menciptakan karbon, sudah ada beberapa kemungkinan yang menarik. Salah satunya adalah teknologi penangkapan karbon. Secara teoritis, kita bisa menangkap dan menggunakan emisi karbon dari pembangkit listrik. Teknologi ini sudah ada, tetapi tidak semurah dan seefektif bahan bakar fosil. Namun, dengan upaya dan dana yang tepat, itu bisa menjadi sumber karbon alternatif yang nyata.

Berkenaan dengan plastik, menggunakan karbon yang ditangkap dapat mengubahnya menjadi produk emisi negatif yang bersih. Tentunya kita akan mengambil dan menyimpan lebih banyak karbon di dalam plastik daripada melepaskannya. Wouldn't that be something?

---

We can reduce food industry emissions by living more consciously.

Kamu mungkin terkejut ketika mengetahui bahwa makanan kita menghasilkan emisi yang lebih berbahaya daripada transportasi. Ini menunjukkan bahwa emisi berbahaya bisa datang dengan cara yang tidak terduga. Misalnya, Anda mungkin tahu bahwa ternak menghasilkan banyak metana, salah satu gas rumah kaca yang paling berbahaya dalam hal berkontribusi terhadap pemanasan suhu. Tapi tahukah Anda bahwa membuang makanan juga merupakan kontributor yang signifikan? Ketika makanan membusuk, itu juga menghasilkan metana. Dan kita membuang banyak makanan setiap tahun - tepatnya setara dengan 3,3 miliar ton karbon dioksida. Selain Makanan, Penyebab lain yang menyumbang emisi karbon adalah pupuk. Pengenalan pupuk sintetis pada 1960-an dan 1970-an membuat dunia menjadi lebih berbeda. Tiba-tiba, orang bisa menanam biji-bijian dan sayuran di tempat-tempat yang sebelumnya tidak mungkin. Kelaparan dunia mulai berkurang. Tapi kemajuan ini datang dengan berbagai macam permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun