Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Upaya Sederhana Puisi Ilyas

8 April 2020   19:12 Diperbarui: 8 April 2020   19:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edisi : Malam Nisvu Sya'ban 

Sudah lebih dari dua minggu ilyas mengisolasikan diri untuk mencegah tersebarnya    virus covid-19 alasanya tidak lain ialah karena ia pernah melakukan perjalanan dari kota yang telah di tetapkan sebagai kota zona merah penyebaran virus covid-19. 

Ia sedikit keberatan, karena kebijakan "social distancing" ini di rasa mengganggu aktivitas sehari-hari ilyas, tidak hanya ketika ia berada di kota perantauan tersebut. namun juga ketika ia kembali di kampung halamannya.

Biasanya, sesampainya di rumah ia selalu berjabat tangan dan memeluk kedua ibu dan saudara lainnya. mungkin karena selama studi di kota perantauan tersebut ia tidak pernah pulang kecuali jika uang tabungannya ada lebih sebagai bekal perjalanan pulang.

Namun hal ini menjadi berbeda, ketika wabah virus covid-19 mulai menciptakan sebuah phobia dalam masyarakat termasuk salah satunya ialah ibunya. 

Kepada Ilyas, ibunya tidak memperbolehkan ilyas keluar dari rumah selama 14 hari. Di dalam kurun waktu 14 hari tersebut, masa isolasi tentunya ilyas tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.

Ilyas mencoba  mengambil sebuah kotak pensil dan secarik kertas dari tasnya. Dan mencoba menuliskan  cerita singkat perjalanannya hari itu dalam bentuk puisi.

Ilyas memang sejak kecil dikenal teman dan ibunya dengan anak sejuta bintang, bagaimana tidak. Ketika orang tuanya dalam keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan, ilyas mencoba menghibur ibu dan saudaranya dengan sebuah karya berupa "puisi untuk kita" beberapa orang mungkin tidak mempercayai kehebatan puisi yang di buat dari hati seorang ilyas. 

Ilyas sangat mempercayai, bahwa puisi yang ia buat, menjadi induk do'a segala keresahan perjalanan ilyas semenjak ayahnya meninggal dunia. Bagi ilyas, ayah tidak meninggalkannya, ayah hanya sedang mencari rumah singgah yang teduh untuk ilyas dan keluarga mungilnya.

Kurang lebih dalam puisinya tersebut, ilyas memberanikan diri menulis "Tuhan, Aku Tahu Engkau Maha Kaya. Aku Tahu Engkau Maha Baik. Tolong Jaga Keluargaku dari Keserakahan Dunia yang Fana Ini. Atas Pemberianmu ini Tuhan, Bahagiakan Kami dengan rasa Qona'ah kepadaMu"

Itu artinya ia selalu percaya bahwa merasa cukup atas pemberianNya itu sudah sangat cukup. Jadi, dari situlah Ilyas selalu mengukir kebahagiaan dengan berbekal prinsip "merasa cukup lebih dari cukup"  dari kegemaran yang terbiasa ia lakukan tersebut, akhirnya membawa ilyas sampai pada satu peristiwa dalam penglihatanku adalah pelajaran baru dalam hidupku maka dari itu, puisi menjadi rumah singgah favorit yang menjadi hobbi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun