Puisi yang ia tulis hari itu bertemakan "Tuhan, Persatukan Indonesia"Â
"Tuhan, Sebagaimana Rencana IndahMu.
Izinkan setiap hati dari kami, bertumbuh benih saling menjaga
Berumbuh benih, saling mengingatkan
Bertumbuh benih, kesatuan perlawanan
Atas IzinMu Tuhan, Berkahi segala Pekerjaan
Nyalakan setiap Hati para lara di negeri kami tercinta.
Cahaya RamadhanMu Menjadi Ruh "
Ilyas tetap Menjaga Jarak dari ibunya, kemudian Secarik Kertas yang telah ia tulisakan tersebut, ia berikan kepada ibunya.
Ibunya tampak tersenyum memandangi wajah ilyas itu.
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!