Meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Mengurangi self-esteem dan rasa kompeten.
Kesulitan mengambil keputusan karena takut salah.
Hubungan sosial terganggu (cenderung pasif, merasa inferior).
Mendorong perilaku self-punishment atau bahkan self-harm pada beberapa kasus berat.
Mencegah proses healing dari trauma, karena fokus pada menyalahkan diri sendiri bukan pada pemulihan.
Referensi:
Kubany, E. S., et al. (1995). “Development and Validation of the Trauma-Related Guilt Inventory.” Psychological Assessment, 7(4), 442–451.
5. Cara Mengatasinya
Berdasarkan studi ilmiah, beberapa pendekatan efektif:
a) Psikoterapi