Mohon tunggu...
Dyna Analysa
Dyna Analysa Mohon Tunggu... Penulis cerita

minat membaca dan menulis tentang informasi dan wawasan terutama terkait dengan bidang lingkungan dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Blaming Yourselfw

4 Oktober 2025   09:46 Diperbarui: 4 Oktober 2025   09:46 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
STOP BLAMING YOURSELF_@analysa.d by canva

Beberapa faktor yang sering ditemukan dalam penelitian:

  • Pengalaman masa kecil yang penuh kritik atau kurang dukungan emosional (parental criticism).

  • Pola asuh yang keras atau penuh tuntutan.

  • Trauma / pelecehan yang membuat korban merasa dirinya penyebab masalah.

  • Lingkungan sosial / budaya yang menekankan rasa malu dan kesalahan individu.

  • Gangguan mental tertentu seperti depresi, kecemasan, atau PTSD, yang meningkatkan pikiran negatif terhadap diri sendiri.

  • Perfeksionisme & standar tinggi terhadap diri sendiri.

Referensi:

  • Brewin, C. R., Andrews, B., & Valentine, J. D. (2000). “Meta-analysis of risk factors for posttraumatic stress disorder in trauma-exposed adults.” Journal of Consulting and Clinical Psychology, 68(5), 748–766.

  • Gilbert, P., & Irons, C. (2005). “Focus of attention and self-blame in depression and shame.” Cognitive Therapy and Research, 29(6), 749–772.

4. Akibat / Dampak Self-Blame Berlebihan

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun