Mohon tunggu...
Dyah Novianti
Dyah Novianti Mohon Tunggu... Guru

Guru Sekolah Dasar di kota Mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siapkah Pendidikan Kita Hadapi Abad 21?

13 September 2025   20:26 Diperbarui: 13 September 2025   20:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelar Wicara Kompasiana: Pendidikan Bermutu Untuk Semua di BBPMP Jawa Timur Surabaya, 12 September 2025, tantangan abad 21 menuntut pendidikan tidak hanya fokus pada pengetahuan akademik, tetapi juga penguatan karakter, keterampilan hidup, dan literasi digital. Hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam "Gelar Wicara Kompasiana Pendidikan Bermutu untuk Semua: Siap Hadapi Tantangan Abad 21" yang diselenggarakan oleh "Kemendikdasmen Surabaya" di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur.

Dalam sesi pemaparan, narasumber menekankan bahwa "Pendidikan Bermutu untuk Semua" bukan sekadar slogan, melainkan mandat yang harus diwujudkan. Pendidikan harus menjangkau seluruh anak bangsa, baik di perkotaan maupun di pelosok, sehingga tidak ada satu pun peserta didik yang tertinggal. Pemerataan mutu pendidikan menjadi syarat utama agar Indonesia mampu melahirkan generasi unggul di era global.

Paparan berlanjut pada penguatan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu: bangun pagi, beribadah, gemar berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta tidur awal. Menariknya, narasumber tidak hanya memaparkan secara teoretis, tetapi juga menyampaikannya melalui cerita inspiratif sehingga suasana acara lebih mengalir dan mudah dipahami peserta. Kebiasaan ini dipandang sebagai bekal dasar yang sejalan dengan keterampilan abad 21. Guru diharapkan menanamkan kebiasaan ini melalui pembiasaan nyata di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Ibu Rahmawati, kepala pusat Asesmen Pendidikan kemendikdasmen menggarisbawahi urgensi Tes Kemampuan Akademik (TKA). TKA kini memiliki peran strategis sebagai sertifikat yang wajib dimiliki peserta didik untuk mendaftar ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dalam analogi yang sederhana, narasumber menyebut TKA seperti sertifikat TOEFL yang sering menjadi syarat melamar pekerjaan. Artinya, TKA bukan sekadar ujian biasa, melainkan dokumen akademik resmi yang menunjukkan kemampuan dasar siswa dan menjadi "paspor" mereka untuk melanjutkan pendidikan.

Forum ini juga menekankan pentingnya implementasi 8 dimensi profil lulusan: beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, kebinekaan global, dan literasi digital. Dimensi ini menjadi arah utama yang harus diintegrasikan ke dalam pembelajaran agar peserta didik siap menghadapi dunia nyata dengan karakter yang utuh.

Suasana semakin hidup saat sesi diskusi interaktif berlangsung. Hadir sebagai narasumber  Rahmawati perwakilan Kemendikdasmen, Dinnar Tasmulaylisyah fasilitator dari Sidina Community, Fitriana dari perwakilan guru, serta Alexa duta SMA nasional tahun 2025. Peserta yang hadir di aula BBPMP Jawa Timur berdialog langsung, sementara audiens yang mengikuti melalui Zoom juga aktif menyampaikan ide dan pertanyaan.

Salah satu sorotan penting dalam diskusi adalah penerapan pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Ibu Fitriana berbagi praktik baik bagaimana STEM mendorong keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Beliau berpesan bahwa seorang guru harus mampu membuat pertanyaan pemantik bagi siswa sehingga dapat mendorong siswa berpikir kritis.

Dinar, fasilitator Sidina Community menyampaikan bahwa sebagai orang tua harus terus belajar. Belajar perkembangan kebijakan pendidikan saat ini, seperti Coding dan AI. Hal itu ia lakukan agar dapat menemani putranya ketika belajar.

Penggunaan media massa saat ini tidak bisa dibendung. Beragam berita dapat kita peroleh melalui media massa. Alexa, duta siswa berpesan kepada teman-temannya agar bijak dalam menggunakan media massa. Memanfaatkan media massa untuk hal-hal yang positif.

Bagi saya sebagai guru SD, kegiatan ini merupakan pengalaman berharga. Saya semakin yakin bahwa pendidikan bermutu hanya dapat terwujud melalui sinergi antara siswa, guru, orang tua siswa, dan media sosial.

Saya pulang dari kegiatan di BBPMP Jawa Timur dengan semangat baru: menghadirkan kelas yang inspiratif, kreatif, dan bermakna. Setiap langkah kecil di ruang kelas, jika dilakukan secara konsisten, akan menjadi kontribusi nyata bagi terwujudnya Pendidikan Bermutu untuk Semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun