Mohon tunggu...
Dyah Muji Lestari
Dyah Muji Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Dyah Muji Lestari || Bimbingan dan Konseling || Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serunya Bimbingan Klasikal dengan Kartu Truth or Dare: Belajar Asyik, Masalah Teratasi

4 September 2025   14:16 Diperbarui: 4 September 2025   13:13 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layanan Bimbingan Klasikal (Sumber Pribadi) 

Bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan memberikan pemahaman serta pembinaan kepada peserta didik secara langsung di dalam kelas. Pengalaman menarik saya rasakan ketika melaksanakan bimbingan klasikal di kelas IX SMP Negeri 14 Semarang dengan mengangkat tema kesulitan belajar. Tema ini dipilih karena cukup banyak siswa yang masih menghadapi kendala dalam belajar, baik terkait motivasi, kebiasaan menunda tugas, maupun kesulitan memahami materi pelajaran.

Layanan Bimbingan Klasikal (Sumber Pribadi) 
Layanan Bimbingan Klasikal (Sumber Pribadi) 

Agar layanan tidak berlangsung monoton, saya mencoba memadukan materi dengan permainan interaktif menggunakan media kartu Truth or Dare. Permainan ini biasanya identik dengan hiburan semata, tetapi saya modifikasi menjadi alat bantu untuk menggali pengalaman dan perasaan siswa tentang proses belajar mereka. Setiap kartu saya rancang berisi pertanyaan (truth) maupun tantangan (dare) yang tetap berkaitan dengan tema. Misalnya, ada kartu pertanyaan yang berbunyi "Apa kebiasaan burukmu saat belajar di rumah?" atau kartu tantangan yang meminta siswa menyebutkan tiga strategi belajar yang ingin ia coba mulai minggu depan.

Suasana kelas saat permainan berlangsung terasa sangat hidup. Siswa yang biasanya diam menjadi lebih berani berbicara, sementara yang aktif semakin antusias berbagi cerita. Mereka tertawa, berinteraksi, dan pada saat yang sama menyadari bahwa kesulitan belajar bukanlah hal yang hanya mereka alami sendiri, melainkan juga dirasakan oleh teman-teman lain. Dari situ, lahir kesadaran bahwa setiap masalah belajar selalu ada solusi yang bisa dicoba bersama.

Agar layanan ini berjalan terarah, saya tidak hanya mengandalkan kreativitas spontan di kelas. Sebelumnya saya sudah menyusun Rencana Pemberian Layanan (RPL) sebagai pedoman. Di dalam RPL tersebut, saya menuliskan tujuan layanan, indikator keberhasilan, langkah-langkah kegiatan, hingga bentuk evaluasi. Dengan adanya panduan ini, alur bimbingan klasikal menjadi lebih sistematis, sehingga permainan yang terlihat sederhana tetap membawa makna mendalam sesuai sasaran.

Dari pengalaman ini saya belajar bahwa bimbingan klasikal tidak harus selalu berupa ceramah panjang yang membuat siswa pasif. Justru ketika guru BK berani mencoba metode kreatif, seperti memanfaatkan permainan sederhana, suasana kelas berubah menjadi ruang belajar yang menyenangkan sekaligus reflektif. Melalui kartu Truth or Dare, siswa tidak hanya bermain, tetapi juga diajak untuk jujur, merenungkan kebiasaan belajarnya, serta menemukan strategi baru untuk memperbaikinya.

Pengalaman ini meneguhkan keyakinan saya bahwa layanan BK akan semakin efektif jika dikemas dengan cara-cara inovatif. Permainan kecil bisa menjadi pintu besar untuk membantu siswa memahami dirinya, menghadapi tantangan belajar, dan pada akhirnya tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri dalam mengelola waktu serta tanggung jawab akademiknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun