Mohon tunggu...
dyah hidayati
dyah hidayati Mohon Tunggu... Ilmuwan - arkeologi

bekerja di balai arkeologi sumatera utara

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyibak Ombak Menuju Mercusuar Pulau Bojo

3 Januari 2020   01:51 Diperbarui: 3 Januari 2020   02:46 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mercusuar Pulau Bojo (Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Utara)

Cahaya itulah yang digunakan untuk membantu navigasi bagi kapal-kapal yang lalulalang di wilayah tersebut. Sesuai dengan masanya, sumber cahaya yang digunakan cukup beragam, antara lain lampu, lensa, ataupun api.

Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak aktivitas yang dilakukan di perairan dan memerlukan transportasi air berupa kapal. Dalam aktivitas pelayaran, peran mercusuar sangatlah penting.

Karena fungsinya yang vital untuk menavigasi kapal, mercusuar banyak dibangun di dekat laut, bahkan di pulau-pulau terpencil yang dianggap strategis.

Saat sumber cahaya di puncak mercusuar adalah api, tentunya diperlukan penjaga yang bertugas untuk mempersiapkan serta mengoperasikan dan mengawasinya dengan seksama.

Pada tahun 1907 Nils Gustaf Dalen berhasil membuat katup matahari yang bisa membuat suar (bagian atas mercusuar yang berfungsi menyampaikan cahaya) menyala dan mati secara otomatis. Sejak saat itulah tugas penjaga mercusuar menjadi jauh lebih ringan dibandingkan sebelumnya karena tidak harus mengawasinya setiap saat.

Fungsi mercusuar adalah menandai daerah-daerah yang dianggap rawan atau berbahaya, contohnya memberikan peringatan terhadap keberadaan karang ataupun wilayah laut yang dangkal sehingga kapal-kapal yang lewat terhindar dari bahaya karam. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, mercusuar mulai menggunakan peralatan otomatis yang kian canggih seperti GPS. Peralatan-peralatan tersebut mampu mendeteksi hal-hal di atas dengan lebih akurat.

Bersamaan dengan itu, lambat laun keberadaan penjaga mercusuar tidak lagi banyak dibutuhkan karena tugasnya telah tergantikan oleh peralatan-peralatan canggih masa kini. Walaupun demikian, di beberapa tempat khususnya di Indonesia masih banyak mercusuar yang masih menggunakan petugas jaga manusia.

Demikian juga halnya di Pulau Bojo. Dua atau tiga orang petugas tetap setia mengoperasikan fungsi menara suar Pulau Bojo yang sungguh sunyi itu. Mereka akan memperoleh hak cutinya selama beberapa bulan sekali untuk kembali ke kampung halamannya menemui keluarganya. 

Berbatasan wilayah laut dengan Provinsi Sumatera Barat, Pulau Bojo tampak sebagai sebuah pulau kecil yang jarang mendapatkan kunjungan. Perairan di sekelilingnya memiliki ombak yang sangat dahsyat, butuh mental baja untuk melaluinya. Di pulau kecil nan sunyi inilah berdiri dengan gagah bangunan menara suar yang hingga kini tampak utuh tak kurang suatu apapun.

Mercusuar ini berdiri megah, terlihat kokoh dari kejauhan. Secara keseluruhan, mercusuar Pulau Bojo terdiri dari 17 lantai dengan atap berbentuk kubah atau setengah bola dan dinding-dindingnya berdenah persegi enambelas. Bangunan ini juga dilengkapi dengan tangga melingkar yang menghubungkan antara setiap lantainya, dari lantai dasar hingga puncak menara.

Beberapa perlengkapan yang ada di dinding berupa lubang angin berbentuk lingkaran yang menyerupai kelopak bunga jika dibuka, serta jendela-jendela kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun