Mohon tunggu...
Dyah Ayu Anggara Shavitri
Dyah Ayu Anggara Shavitri Mohon Tunggu... An author and a long life learner

Saya adalah seorang penulis dan editor kreatif yang telah berkecimpung di industri konten digital, penerbitan buku, dan komunikasi strategis. Lulusan Ilmu Komunikasi Internasional dari LSPR Jakarta, saya menaruh perhatian besar pada narasi personal, storytelling bermuatan budaya, dan isu-isu sosial yang berkelindan dengan keseharian generasi muda urban. Berpengalaman sebagai content writer, copywriter, proofreader, dan editor akuisisi, saya juga aktif menulis fiksi dan nonfiksi dengan gaya khas: reflektif, emosional, dan kadang satir. Lewat blog ini, saya ingin berbagi keresahan, imajinasi, dan percakapan batin dengan siapa pun yang sempat singgah dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Siasat Editor Akuisisi Ngatur Uang Transport dan Makan Siang (Maksi)

5 Juni 2025   11:30 Diperbarui: 4 Juni 2025   08:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Woman Checking the Script Written on the Paper. Sumber: Ron Lach, pexels.com/Kredit Foto. 

Saya masih termasuk segelintir dari berjuta-juta penduduk Indonesia yang masih kesulitan menimbun uang dan mengelola pengeluaran. Walaupun sudah mendapat beberapa freelance jobs. Berhubung saya juga ikut komunitas-komunitas anak muda, rasa saling mengerti dan berkomunikasi asertif pada kelompok teman baru-baru itu perlu diutamakan. Biasanya kalau tidak bisa datang ke salah satu, saya pasti mengabari di group chats—tentunya tetap mengerjakan bagian tanggung jawab untuk komunitas.

Pemasukan dari kerjaan freelance saya dihitung berdasarkan short atau long copy. Sekitar dua sampai lima ratusan ribu untuk copywriter, sedangkan content writer—dihitung dari jumlah kata dalam satu artikel, bisa dua sampai empat ratu ribu per artikel. 

Turunnya gaji freelance ini pun sebenarnya sama nggak jelasnya. Biasanya bisa beberapa hari setelah tugas selesai dikerjakan, atau terkadang berfokus pada jumlah views—kalau tidak memenuhi ekspektasi, jangan berharap upah maksimal. 

Belum lagi ada kebutuhan rumah tangga yang perlu saya bantu, jadi gaji freelance belum sempat terpakai untuk nalangin uang transport, udah dipakai beli galon air minum atau skincare :’) Mentok-mentok, gaji freelance baru bisa menutup dulu uang akuisisi ke satu kampus, dari target saya sebanyak dua kali jalan mencari calon penulis ke universitas-universitas.

Penyedia lowongan kerja termurah hati, Ibu

The star of the show untuk acara menulis marathon ini memang uang transport, tetapi menurut saya—jasa seorang Ibu yang setia menyempatkan waktu memasak untuk bekal nggak boleh dilupakan. 

Bukan hanya perbekalan makan siang, Ibu juga suka memberikan uang saku setiap saya membantu beliau mengerjakan nasi box dan kue pesanan teman-temannya. Patut disyukuri karena kenyataannya sangat membantu sulitnya pengelolaan uang, ketika standar hidup kita semua disamaratakan (padahal domisili dan tipe pekerjaan setiap orang aja beda-beda).   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun