Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Pernah Habis

6 Desember 2022   08:10 Diperbarui: 6 Desember 2022   08:34 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak Pernah Habis...

Tak pernah habis, persoalan bangsa datang bertubi-tubi... bagaikan kita berada di roller coaster setiap saat... 

Kapan kita memahami makna sesungguhnya sebagai bangsa...? Biarkan yang sedang bekerja... menyelesaikan pekerjaan nya.. dengan skala prioritas dan perhitungan nilai standar kecukupan dan kelayakan hidup rakyatnya..

Jika kenyataan nya rakyat harus menelan kepahitan dari dampak perhitungan dan penetapan skala prioritas yang keliru....

Dengarkan ini.. 

Rakyat sudah biasa dengan rasa pahitnya hidup berbangsa.. sejak 350 tahun yang lalu rakyat telah mewarisi mental tahan untuk diinjak dan digencet.. 

Kalau ada keliru keliru kebijakan yang berdampak pada membumbungnya harga harga, paling rakyat hanya ngedumel sebentar, setelah itu biasa lagi.

Jadi para stakeholder...Para pemegang kekuasaan, para birokrat yang bekerja dengan mengatasnamakan rakyat...para cukong yang selalu menjulurkan lidah dan siap menjilat sewaktu waktu, rakyat  tidak butuh disebut sebut dalam agenda kerja kalian... proposal proyek kalian, di setiap rencana busuk kalian, di kenduri korupsi kalian..

Jangan kegembiraan kalian membuat menangis hati rakyat..

Rakyat hanya berharap..
Para pemimpin, para wakil nya, birokrat mulai lah untuk tidak terus menerus mempermalukan diri dihadapan Tuhan... sementara
Para pemimpin dan birokrat di negara negara maju telah berorientasi membahagiakan dan menyejahterakan rakyat nya bukan lagi untuk sebuah kerakusan...
Kita disini tanpa malu bancakan fulus setiap hari...
Dan negeri ini akan tetap tidak maju maju...karena kerakusan masih  berkuasa...dan mengira kemajuan bangsa bisa di wujudkan dengan syahwat dan nafsunya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun