Mohon tunggu...
Dwi Rizki Saputera
Dwi Rizki Saputera Mohon Tunggu... Event Planner

Berjalanlah satu langkah lebih jauh dari sebelumnya. Hanya konsistensi ini kekuatan yang kita punya secara universal sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abstraksi dalam Etika Bisnis

16 Juni 2023   14:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   14:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Etika bisnis adalah konsep aturan yang mulanya tidak tertulis dan mengikat secara formal. Namun merupakan praktik etika yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan norma-norma. Etika bisnis juga sering kali dipahami melalui konvensi sosial, norma budaya, dan nilai-nilai yang dianut oleh komunitas bisnis tanpa adanya hukuman bagi pelanggarnya, namun akan selalu ada penghakiman atau "judgement" dari pihak lain yang merasa ketika seseorang "dianggap" telah melanggar etika bisnis yang mereka percayai.

Seiring berkembangnya waktu dan kompleksitas dunia bisnis, konsep etika bisnis telah berkembang menjadi lebih revolusioner, tidak hanya terbatas oleh norma yang dipercaya oleh sebagian orang, namun menjadi lebih terstruktur dan terdokumentasi. Sehingga tidak hanya mengacu kepada sesuatu yang "orang lain lakukan" dan "kita anggap salah". Namun menekankan kepada konsep bahwa seseorang telah melanggar sesuatu yang sudah "dibuat" dan "disepakatinya" sendiri. Mungkin konsep ini lebih masuk akal dan dapat diterima sebab menekankan teori konsekuensialisme, dan tidak mengacu kepada dogma-dogma yang dianut oleh masing-masing individu.

---

Sebelum lebih jauh membahas etika bisnis, mari kita bahas tentang etika terlebih dahulu.

---

Etika pada dasarnya bersifat tak terbatas dan universal dalam diri manusia. Sebab melibatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai moral yang mendasar dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua individu, tidak terbatas pada latar belakang apapun. Dalam konteks universalitas, terdapat prinsip-prinsip etis yang diakui secara luas di berbagai tradisi etika. Seperti kejujuran, saling menghormati, keadilan, empati, dan menghormati hak asasi manusia. Prinsip-prinsip ini cenderung mencerminkan kesadaran intuitif yang ada di sebagian besar individu, dan hal itulah hal yang dijadikan sebagai fondasi etika yang universal.

Namun, penting untuk diingat bahwa penerapan konkret dari prinsip-prinsip etika dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan sosial. Nilai-nilai dan norma yang berkaitan dengan etika dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti agama, budaya, kebiasaan, dan perspektif filosofis yang berbeda. Meskipun ada prinsip-prinsip etis yang bersifat universal, sudah di pastikan cara menerapkannya dapat berbeda dalam praktik sehari-hari dimasing-masing individu.

Selain itu, perlu diingat bahwa terdapat keragaman pandangan etis di dunia, dan konsep etika dapat menjadi subjek perdebatan dalam setiap interpretasi. Meskipun demikian, adanya persamaan dalam prinsip-prinsip etis dasar menunjukkan adanya fondasi universal didalam diri manusia mengenai pemahaman dan penerapan etika yang lebih terukur. Meskipun nantinya tetap akan ada yang percaya bahwa kenihilan adalah suatu yang niscaya dalam pengukuran etika.

Pertanyaan sederhanya adalah, siapa yang berhak dan berani untuk menilai etika seseorang selain orang itu sendiri. Kembali lagi, sebab konsep etika sangatlah universal. Bahkan saking universalnya, setiap individu dapat merubah pandangan praktisnya terhadap etika yang ia percaya hanya karena ia kecewa, bahwa suatu yang ia sudah percaya justru bertolak-belakang dengan kejadian, keadaan, ataupun mungkin hasil yang ia temui di waktu setelahnya.

Lantas apakah kita perlu membuat batasan-batasan terhadap etika? mari renungkan oleh masing-masing kita.

Lebih jauh perihal etika, bahwa fokus utama etika adalah mempertimbangkan baik dan buruk dalam konteks moral. Etika mempelajari dan memberikan panduan filosofis tentang apa yang dianggap sebagai tindakan atau perilaku yang baik, serta tindakan atau perilaku yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun