Modul ini secara komprehensif mengulas berbagai permasalahan strategis yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan penuh tantangan di era globalisasi. Fokus utama modul ini adalah membekali calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan kemampuan pemahaman wawasan kebangsaan serta analisis kritis terhadap isu-isu strategis kontemporer seperti korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, pencucian uang (money laundering), proxy war, serta kejahatan komunikasi massa seperti cybercrime, hate speech, dan hoax.
Modul ini juga mengidentifikasi sejumlah permasalahan mendasar yang menjadi tantangan besar dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan bangsa Indonesia. Korupsi yang telah menjadi fenomena lintas generasi, penyalahgunaan narkoba yang terus mengancam generasi muda, serta terorisme dan radikalisme yang menyusup ke masyarakat adalah sebagian contoh nyata risiko yang berdampak negatif secara sosial, politik, dan ekonomi. Selain itu, pencucian uang sebagai kejahatan kerah putih dengan skala internasional juga mengancam stabilitas ekonomi dan integritas pasar keuangan nasional. Hadirnya proxy war modern menempatkan Indonesia sebagai objek permainan kekuatan negara adikuasa melalui perang asimetris dan manipulasi ideologi yang berpotensi memecah belah bangsa. Modus kejahatan di ranah komunikasi massa memicu disintegrasi sosial dengan penyebaran ujaran kebencian dan hoax yang mengancam persatuan.
Tantangan terberatnya adalah bagaimana setiap PNS dan warga negara mampu memahami secara kritis fenomena tersebut dan tampil sebagai agen perubahan yang mampu menjaga nilai-nilai kebangsaan dan ideologi Pancasila sekaligus menjunjung integritas dan profesionalisme dalam pelayanan publik.
Modul ini juga menekankan upaya penerapan nilai wawasan kebangsaan melalui modal insani di kalangan ASN, meliputi modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika, dan fisik. Dikarenakan PNS dipandang sebagai pilar utama yang harus memegang teguh sikap mental positif dan kode etik dalam menjalankan tugas pelayanan masyarakat.
Dimulai dari pemberantasan korupsi melalui hukum yang semakin tegas, peningkatan anti-narkoba, penguatan penangan terorisme dan radikalisme, pelaksanaan rezim anti pencucian uang, pemahaman dan atisipasi perang proxy, dan Pembangunan kesadaran positif dalam menggunakan media komunikasi.
Metode analisis isu secara kritis juga diajarkan dengan teknik-teknik seperti mind mapping, fishbone, SWOT, dan gap analysis yang memperkuat kemampuan PNS dalam merumuskan strategi menghadapi isu kontemporer dengan efektif.
Kesiapsiagaan Bela Negara
Modul ini dirancang untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran kolektif warga negara Indonesia untuk berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI, baik menghadapi ancaman militer maupun non-militer.
Dijelaskan juga dalam modul ini bahwasanya kesiapan jasmani, mental, dan moral menjadi modal dasar dan harus terus dikembangkan sebagai bentuk ketangguhan dalam menghadapi ancaman nyata sehari-hari.
Kesiapsiagaan jasmani dapat ditempuh melalui olahraga rutin dan pola hidup sehat. Lari, push-up, hingga berenang menjadi latihan dasar untuk menjaga kebugaran tubuh. Selain fisik, kesiapsiagaan mental juga penting. ASN harus mampu mengelola stres, menjaga kesehatan pikiran, serta memiliki kecerdasan emosional untuk menghadapi tekanan kerja.
Etika, moral, serta kearifan lokal turut menjadi pondasi dalam kesiapsiagaan. Dengan menghargai nilai-nilai luhur bangsa, ASN dapat menjadi teladan sekaligus perekat sosial di tengah masyarakat.