Mohon tunggu...
Dwi Haryanti
Dwi Haryanti Mohon Tunggu... Relawan - Bukan Pewayang

Tulislah apa yang bisa kau tulis, Kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, yang penting mah seneng.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raden Mas Djokomono

7 Juli 2021   21:42 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:36 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar pendirian SDI tak selang lama sejak keluarnya RM TAS dari BO yaitu tahun 1909.

Perkembangan SDI sangatlah baik dan pesat, didukung dengan kantor Medan Prijajinya yang ikut menarik semangat para bumiputra dan rakyat cinta tanah air. Bisa dikatakan hampir tiap daerah, anggota SDI ditemukan. 

Tetapi, hal itu tentu berbalik dengan kekhawatiran kolonial Belanda yang merasa terancam dengan Kabar-kabar yang disampaikan TAS lewat korannya.

Dalam media cetaknya tersebut RM Tirto Adhi Sudjo, mengenalkan aksi Boykot pada Pribumi lewat Korannya. Hal tersebut RM Tirto Adhi Sudjo sampaikan, Supaya dapat dijadikannya senjata bagi orang-orang lemah untuk melawan para pemilik perusahaan gula pada saat itu. Serta mengajarkan pada Pribumi untuk menentang kediktatoran kolonial Belanda dan kediktatoran di masa selanjutnya.

Aksi-aksi kritis yang dilakukan TAS lewat tulisannya, tentu tak berjalan mulus. Pada saat SP belum dibangun, kabarnya TAS pernah diasingkan ke Lampung selama 2 bulan karena mengkritik seseorang. 

Setiap harinya TAS seolah-olah disajikan tatapan yang mengisyaratkan "hati-hati" hal itu bukan hanya ditunjukan oleh rakyat kolonial, tapi juga dari para priyayi yang berpihak pada kolonial.

Dan pada tahun 1912 keamanan RM Tirto Adhi Sudjo terancam lagi, dan berpuncak pada siaran kabar yang berisi kritikan Bupati Rembang ditambah kabar  hutang surat kabarnya yang tak terbayarkan (Jumlah pelanggannya mencapai 2.000 orang. 

Namun, karena gangguan kolonial, Medan Priayi, alat propaganda dan pengorganisiran yang sudah demikian kokoh itu, akhirnya runtuh dan omsetnya terus merosot, setoran dari para pelanggannya macet, serta beberapa perusahaan menolak pasang iklan). Karena itu, RM Tirto diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman pembuangan ke Ambon.

Sebelum pembuangan dilakukan, TAS sudah lebih awal merasakan ancaman pada dirinya semakin besar. Hal tersebut dipraktikan dengan diputuskannya mengalihkan kepemimpinan SDI pada seorang Saudagar Batik di Solo, Surakarta yaitu Hadji Samanhudi, dengan alasan hendak melakukan perjalanan kampanye di seluruh Hindia demi kepentingan organisasi.

Tak berselang lama, saat peralihan pimpinan dilakukan Serikat Dagang Islam diubah menjadi Serikat Islam beserta Aturan-aturan dasarnya. 

Terjadinya hal tersebut sampai saat ini (2021) masih belum dapat ditentukan, ada yang mengatakan pergantian tersebut terjadi pada akhir tahun 1911/ ada yang menyebutkan pula hal tersebut terjadi di awal tahun 1912.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun