Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Klitih, Intoleransi "Noktah" bagi Kota Pelajar dan Budaya Yogyakarta

5 April 2022   09:57 Diperbarui: 5 April 2022   13:10 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi kejahatan klitih yang meresahkan masyarakat Yogya. (Kompas.com/Wijaya Kusuma)

Penulis pernah jalan kaki dari terminal lama Umbul Harjo sampai Mrican Catur Tunggal. Hafal cukup banyak jalan dari Selatan sampai Utara. Dari Pojok Beteng Kulon sampai Jalan Kaliurang, Dari Janti sampai Jalan Magelang. Dari Jalan Tentara Rakyat sampai kota Gede. Pernah menapaki Jalan dari Depok Mrican sampai Vredeburg Maloboro malam-malam. 

Dulu aman-aman saja meskipun harus melewati jalan Suroto yang dulu katanya banyak bencongnya (seperti halnya jalan kapas) menyusuri pinggir Sungai Code dari Kretek Kewek sampai jalan Sudirman (dekat dengan SMA stece (Stella Duce). 

Yogyakarta begitu tenang karena banyak seniman, ya meskipun wajahnya terlihat sangar, jarang mandi tetapi ramah dan punya pola pikir luas sehingga relasi antar agama aman-aman saja.

Memang sering terdengar berita perang antar gang seperti halnya yang saya ingat dulu ada genk bernama Joksin atau Joko Sinting. Di daerah Kauman pun dulu punya geng yang serem dan sering berkelahi antar geng. Tetapi situasi kondisi aman terkendali, sampai saya masuk ke gang-gang di kampung di daerah Dagen, daerah Kumetiran, daerah Kricak Kidul Pingit, sampai daerah dekat TVRI aman sentosa.

Kenapa sekarang sering terdengar miring tentang Yogya, apa karena media, internet, dan sosmed yang membuat kabar jelek cepat tersebar. Dulu zaman masih di Yogyakarta Gali (gabungan/geng anak liar sudah ada) preman ada di mana-mana tetapi untungnya belum sekalipun mendapat gangguan dari mereka (amit amit jabang bayi sekarang pun aman-aman saja).

Semoga peristiwa klitih yang memakan korban itu tidak disusul korban-korban yang lain. Sayang sebagai kota pelajar harus mendapat stigma buruk perilaku oknum remaja yang tanpa belas kasihan harus menghabisi nyawa pendatang yang ingin menggantungkan cita-cita, meraih sukses dengan belajar di Yogyakarta.

Meskipun kalau siang terik panas bikin gerah namun kalau malam Yogyakarta itu sejuk. Kalau mengelilingi Yogyakarta, tidak perlu membawa rasa emosi, kalau ada kendaraan di depan santai mengendarai motor, biar saja, nikmati saja perjalanan, kalau agak sewot dengan lampu bangjo Yogya yang ngeselin saking cepatnya lampu hijau berganti merah (kalau mobil baru saja ditancapkan gasnya sudah hijau lagi), apalagi jika melewati Ringroad Utara sampai ke ujung jalan Adisucipto yang muacett terutama di hari libur. 

Masuk kota Dari Pingit, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Kumetiran, sampai patang puluhan yang sampai dua jam lebih, padahal kalau naik sepeda atau jalan kaki relatif dekat.

Klitih dalam arti positif menurut saya itu mencari sesuatu daripada bengong di rumah hanya duduk melamun lebih baik klitih mencari kegiatan positif. Sayangnya bagi remaja Yogya yang bosan di rumah mereka malah mencari perkara, membuat yang semula nyaman menjadi was-was.

"Apa yang ditakutkan le, apakah karena pendatang yang lebih rajin dan gigih ketika belajar di Yogya, mereka lebih rajin dan pinter, hingga akhirnya memperoleh kesempatan sukses berkat suasana Yogya yang penuh persaingan."

Lihat SMA favoritnya ada SMAN 3 Padmanaba di Jalan Suroto, SMA 8 di dekat SGM, SMA Teladan di Wirobrajan telah melahirkan tokoh-tokoh luar biasa di tingkat nasional. Tidak kalah yang swasta SMA Kolese De Brito, SMA putri Stella Duce.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun