Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Metaverse, Guru, dan Terobosan Pendidikan Masa Depan

27 Desember 2021   15:07 Diperbarui: 6 April 2022   08:56 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dunia Metaverse. (sumber: Digital Trends via kompas.com)

Mark Zuckerberg bos Facebook yang sekarang diubah nama perusahaannya menjadi Meta Platform inc, tengah mewacanakan facebook atau nama barunya Meta sarana berinteraksi dalam dunia maya. Gambar 3D dengan penggunaan kaca mata Augmented Reality (AR). Memakai headset Realitas Virtual ditambah smartphone canggih.

Metaverse menurut beberapa referensi yang penulis baca adalah cara-cara merangkul ide-ide futuristik. Secara kajian bahasa, metaverse masih sulit dijelaskan karena masih baru ide, atau wacana. 

Hanya menurut Zuckerberg pasti akan ada mengingat penduduk dunia yang berjumlah miliaran dan pengguna facebook yang diperkirakan tiga miliar itu akan bisa saling berinteraksi virtual dalam teknologi 3 dimensi. 

Apalagi jika internet sudah semakin cepat, keterhubungan antar daerah dan negara semakin mendekati kenyataan dan akhirnya apa yang semula hanya mimpi dan angan itu bisa terwujud.

Istilah Metaverse semula muncul dari novel karya Neal Stephenson. Dalam novelnya yang berjudul Snow Crash istilah Metaverse merujuk pada dunia virtual 3 D yang dihuni avatar orang sungguhan ( Sumber referensi: CNBC.Indonesia). 

Secara bahasa gaulnya mungkin yang dimaksud dengan Zuckerberg lingkungan virtual yang bisa kita masuki hanya melihat layar. Intinya adalah semacam komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung.

Pengguna akan terkoneksi dunia virtual tak terbatas, seperti masuk dalam dunia nyata tetapi virtual, berinteraksi dengan para pengguna internet canggih, bisa menonton pameran, mendengarkan konser musik dan pertunjukan drama dengan teknologi 3 Dimensi.

Bagi anak muda apakah mengagetkan? tentu tidak. Lalu bagi dunia pendidikan apa plus minusnya? Baiklah saya akan menulis setahu saya. kebetulan di yayasan saya pernah mengikuti pelatihan augmented reality. 

Pelatihan untuk membuat semacam gambar-gambar dalam bentuk tiga dimensi. Di aplikasi itu sudah tersedia fitur pendukung seperti gambar yang bisa diputar, bahkan dibalik. Sebelumnya harus download dulu aplikasi Augmented Reality. 

Di aplikasi itu kemudian belajar untuk membuat semacam rangkaian gambar 3 dimensi yang sudah tersedia. Misalnya membuat ruangan tamu yang diisi dengan meja, kursi, gambar dinding, dan asesoris yang biasa ada di ruang tamu. 

Setelah selesai ruang tamu itu bisa diputar dengan menggunakan jari lewat layar sentuh. Bisa dibalik, diputar, bisa dilihat dari atas, samping, bawah. Ada beberapa benda yang bisa bergerak seperti hewan- hewan peliharaan, atau semacam pohon sehingga gambar benar- benar terlihat tiga dimensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun