Yang paling saya sukai waktu itu adalah tajuk rencana Kompas yang menjadi semacam rangkuman dan berita dan isu terkini waktu itu, mungkin masih dipimpin langsung oleh Jakob Oetama, sehingga terasa bahasa Kompas yang penuh simbolis, dan kata-kata kiasan dan sindiran halus menjadi makanan mata saya.
Membaca Tajuk Rencana seperti membaca karya-karya jurnalistik sastra. Makanya kadang saya suka membanding-bandingkan tulisan hasil karya saya dengan Kompas. Itu yang membuat saya cukup minder mengirimkan tulisan ke Kompas.Â
Ada semacam kegamangan karena saingannya pasti ribuan dan yang dilirik tulisannya adalah mereka yang sebut saja pakar, Dosen, Profesor dsb. Untuk Koran daerah saya masih yakin berani menulis, namun sekelas kompas, rasa minder itu kadang menurunkan semangat menulis.
Setelah menikmati Kompasiana dan kita bebas menuangkan ide tanpa takut ditolak redaksi, maka rasa minder itu pelan-pelan pudar. Membayangkan Para Kompasianer adalah mereka yang terkenal sebagai kritikus yang kejam terhadap temannya sendiri, ternyata salah. Mereka adalah para penyuka menulis yang rendah hati, selalu memberi semangat untuk menulis dan berbagi komentar.
Rasa minder itu bisa terkalahkan oleh keyakinan bahwa kita bisa merasa sejajar dengan penulis-penulis lain tanpa rasa takut menerima resiko dikritik (nylekit, hingga menurunkan semangan menulis) para penulis bersama-sama saling memberi semangat untuk terus maju, terus belajar dan rendah hati)
Rasa minder itu muncul karena perasaan kurang mampu, malu dengan mereka yang telah lama menulis dan mereka sukses menyajikan tulisan yang nyamleng, enak dibaca dan menginspirasi. Sahabat Kompasianer sejak menulis di Kompasiana rasa minderku pelan-pelan mulia hilang, perasaan kurang percaya diri membaca tulisan sendiri mulai lenyap dan aku yakin bahwa setiap tulisan yang ditulis dengan segenap jiwa akan dibaca dan akan selalu ada pembaca yang mengapresiasinya.
Yakinlah tidak perlu minder dengan tulisan yang sudah diposting dan kemudian dikonsumsi publik, sekecil apapun daya pikat sebuah tulisan akan memberi pengalaman pada para pembacanya. Salam, semangat menulis.Salam damai selalu.