Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menantang Diri Menulis Novel, Apa Hambatannya?

15 Juni 2020   10:03 Diperbarui: 16 Juni 2020   17:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah terbayang akan menulis sebuah cerita dengan ribuan kata, dengan jumlah halaman lebih dari 100. Sebuah cerita panjang, chapter demi chapter yang menyita banyak waktu dan konsistensi. 

Di Kompasiana saya belajar bagaimana menulis secara konsisten hampir setiap hari, bahasannya berbeda- beda dengan titik pandang berbeda pula. 

Dulu tidak pernah terbayangkan bisa menulis sampai ratusan tulisan, namun ketika kegiatan itu dinikmati tidak terasa selama bertahun-tahun tulisan yang ditulis dan dikumpulkan sedikit sedikit lama- lama menjadi banyak. Ibaratnya sehari selembar benang lama-lama menjadi kain juga.

Awal mulanya menulis hanya merupakan kegiatan iseng mengisi waktu, tidak terpikirkan bahwa menulis bisa menghasilkan sesuatu, lama kelamaan ketika menulis menjadi rutinitas seperti ada semangat lain untuk membuat kegiatan menulis sebagai kegiatan yang bisa menghasilkan sesuatu entah uang atau sebuah tekad untuk menjadi pengarang,penulis, cerpenis, novelis.

Kali ini saya akan membahas tentang novel, bukan untuk mengajari para pembaca bagaimana menulis novel.  Saya hanya sharing pengalaman, tentang bagaimana menulis novel.

Apa sih yang novel sebenarnya (bukan yang sedang dibicarakan sebagai mantan penyelidik KPK) novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam kisah yang diceritakan. Novel terdiri dari bab dan sub bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya. (Wikipedia)

Menulis novel itu butuh kesabaran, konsistensi untuk menyelesaikan cerita panjang sampai selesai. Yang disebut Novel itu panjangnya bisa sampai 25 ribu kata. Kalau ditulis di word dengan spasi ganda maka bisa jumlah halaman lebih dari 100 halaman. 

Jika membayangkan pada awal membuat novel saya susah membayangkan akan menyelesaikan ribuan kata tersebut, namun jika dilakoni dengan menuliskannya mulai dari bab perbab. 

Tiap bab bisa ditulis paling tidak 10 ribu kata... ditulis setiap hari maka tidak terasa bahwa tulisan berbentuk novel itu akan selesai selama kurang lebih seminggu, bahkan ada penulis yang menuliskannya hanya dalam waktu tiga hari atau lima hari saja.

Sebuah novel bisa dikembangkan dari cerpen yang hanya sekitar 10 ribu karakter kurang lebih tujuh  sampai 8 halaman kuarto. Ada epilog yang perlu dibangun supaya novel itu bisa terus diikuti sampai selesai. Epilog yang menarik akan membuat novel itu ditunggu pembacanya. 

Lalu penulis membangun konflik dalam tiap babnya sampai ke puncak lalu kemudian menuju pengendapan dengan merancang ending yang bisa berakhir sedih, senang atau malah mengambang, yaitu membiarkan pembaca mengambil kesimpulan sendiri terhadap akhir dari novel tersebut.

Dalam setiap novel tentu mengandung nilai nilai tertentu untuk memberikan bekal dari pembacanya apa sih sebenarnya visi dan misi dari novel tersebut, apakah hanya sekedar tulisan panjang atau hanyalah seru-seruan saja.

Sebetulnya menurut kajian ilmiah novel bisa dibedakan menjadi tiga macam:

Yang pertama adalah nilai material, nilai ini menyangkut segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Biasanya berhubungan dengan uang, kekayaan, property seperti rumah atau benda benda berharga lainnya.

Yang kedua adalah nilai vital,  nilai vital berhubungan dengan  segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. Batu misalnya akan berguna jika kemudian diukir dan dibuat menjadi pondasi bangunan tetapi tidak akan mempunyai nilai guna jika hanya teronggok di sungai.

Dan yang ketiga adalah nilai kerohanian nilai yang berkaitan dengan segala sesuatii yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia. Nilai nilai kerohanian berubungan erat dengan nilai kebenaran, keindahan, moral, keagamaan.

Unsur- unsur dalam novel meliputi penokohan, alur, tema, latar, sudut pandang dan gaya bahasa , serta didalamnya terdapat pesan yang ingin di disampaikan kepada pembacanya. Novel-novel dapat memberi pesan nilai moral, kebaikan, dan gagasan yang menarik. 

Jika penulis novel jeli maka bisa diangkat kisahnya dari cerita yang ada dan dekat dengan kehidupan kita. Novel Karangan Andrea Hirata misalnya adalah potret nyata dari pendidikan yang ada di sekitar. 

Kisah cerita Laskar pelangi, adalah kisah hidup dari Andrea Hirata yang diangkat secara dramatis dan akhirnyanya menjadi sebuah cerita menarik yang layak difilmkan dibicarakan di seminar-seminar, diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa-bahasa lain antara lain bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Belanda, Perancis bahkan bahasa  Rusia atau mandarin.

Nilai nilai universal novel dapat menjadikan sebuah rangkaian kata yang panjang itu terdiri dari sekumpulan nilai, edukasi, filosofi dan tuntunan dalam mendekatkan nilai rohani pembacanya. Harry Potter yang murni fantasi memberikan dampak luar biasa kepada dunia seakan - akan manusia tersedot dalam alur cerita sekolah sihir yang ditulis oleh J. K Rowling.

Sebagaimana penulis yang sedang belajar membuat rangkaian cerita panjang outline, sinopsis sangat penting untuk menjaga kesinambungan cerita agar tidak keluar dari alur, sebab kadangkala penulis sering terlalu liar dalam menciptakan gagasan- gagasan baru ketika naskah novel tengah ditulis, ada ide spontan yang masuk begitu saja ketika sedang menulis.

novel saya di kwikku. Awal awal menulis di kwikku | dokumen pribadi
novel saya di kwikku. Awal awal menulis di kwikku | dokumen pribadi
Jadi untuk membuat naskah novel tidak terlalu "Gladrah" atau yang penting bisa menulis sebanyak-banyaknya novel yang ideal adalah novel yang tidak keluar dari outline dan gagasan awal. Beberapa novel atas permintaan pembaca sering ditulis bersambung (Dwilogi), misalnya cerita dari Ayu Utami yang berjudul Saman, dibuat sekuel keduanya dengan judul Larung.

Tantangan utama dalam menulis novel adalah kadar emosionalnya. Ada beberapa tokoh yang harus dikorbankan untuk akhirnya meninggal atau mengalami penderitaan, membuat ending yang disukai pembaca dengan happy Ending, padahal pengarang ingin dan menginginkan ending yang penuh kejutan bisa sad ending maupun dibiarkan mengambang. 

Problem emosi kadang bisa membuat runyam dalam menyelesaikan sebuah novel. Sebab kadang kita tidak tega mematikan tokoh utamanya atau tokoh yang kita suka. Akhirnya ketika tergoda pada "ketidaktegaan" kita malah hasil akhirnya mengecewakan.

Itulah, sebuah pengalaman baru bagi saya untuk menyelami persoalan novelis dalam membuat dan merancang novel yang menarik dan tidak membosankan.

Semakin susah ditebak akhir kisahnya, semakin penasaran pembaca mengikuti chapter demi chapter, semakin banyak nilai-nilai yang bisa dipetik dari sebuah novel maka kualitas novel semakin tinggi. 

Ditambah lagi akhirnya novel itu menjadi box office dan kemudian menjadi rujukan dan bahasan pengamat dan kritikus sastra, apalagi mendapat penghargaan dari kompetisi semacam penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta,  ada Kusala Sastra Nusantara, Barbara  Goldsmith Freedom to Write Award, Ramon Magsaysay Award.

Semua novelis berharap mendapat penghargaan sebagai apresiasi tertinggi dalam usahanya menjadi sastrawan dan novelis, namun bagi saya saat ini yang penting mendapat pengalaman bagaimana tantangan demi tantangan dalam menulis itu bisa dilalui. 

Bagi anda yang belum mencoba menulis novel mau mencoba menulis novel. Tantang diri anda! Siapa tahu anda bisa menjadi novelis sekelas Andrea Hirata, J K Rowling, Ayu Utami, Ahmad Tohari, Pramudya Ananta Toer, Paulho Cuelho dan masih banyak penulis lain  yang tidak saya sebutkan satu persatu. Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun