Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP dalam Pusaran Masalah?

21 Januari 2020   08:54 Diperbarui: 21 Januari 2020   08:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harun Masiku dan masalah yang dihadapi PDIP (wartakota.tribunnews.com)

Harun Masiku kader politik PDIP dalam status DPO. Harun Masiku diduga terlibat dalam penyuapan mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan. Statusnya kini masih menjadi perdebatan apakah masih di Singapura atau sudah berada di Indonesia. 

Dikutip dari Koran tempo Harun terbang ke Singapura pada 6 Januari 2020 menggunakan pesawat  Garuda dengan nomor penerbangan GA 832 pada sekitar 11.30 WIB.

Di Singapura hanya sekitar 1 jam kemudian balik ke Indonesia menggunakan Batik Air. Menggunakan penerbangan ID 7156 pukul 16.35 waktu setempat. Tiba di Jakarta sekitar 17.03. 

Harun adalah calon legislator dari daerah pemilihan Sumatra Selatan 1. Harun diduga menyuap Wahyu Setaiwan sekitar 900 juta agar gol melenggang ke Senayan lewat pergantian antar waktu. Ternyata posisinya sudah diisi oleh Riesky Aprilia. Riesky posisi suaranya di bawah Harun Masiku, namun yang beruntung melenggang bukan Harun melainkan Riesky Aprilia.

Kebiasaan Suap Menyuap Partai dan Wajah Politik Terkini
Ruwetnya masalah legislator dan budaya suap menyuap bukan hal yang baru bagi partai politik. Hal seperti itu sudah berlangsung lama dan melibatkan partai baik yang berada dalam pemerintahan maupun oposisi. 

Jabatan, kedudukan status sosial di negara berkembang seperti Indonesia tampaknya selalu menjadi batu sandungan untuk membersihkan pemerintahan dari kasus korupsi, nepotisme.

Suap menyuap sudah mendarah daging dan susah dihilangkan. Ditambah bampernya bernama agama lebih ruwet lagi karena menyangkut fanatisme sempit. PDIP tentunya ingin melindungi nama baiknya dan melepaskan masalah yang membuat partai menjadi bulan- bulanan netizen. 

Sebagai partai pendukung pemerintahan dilema partai membuat upaya membersihkan pemerintahan dari masalah korupsi menjadi mentah. Partai masih terbelenggu oleh lingkaran setan dan stigma negatif partai yang cenderung menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.

Siapapun presidennya mempunyai beban berat untuk membersihkan diri dari orang- orang yang mempunyai ambisi kuat dalam kekuasaan terutama partai yang merasa berjasa mengantarkan Presiden sukses melenggang ke pucuk kekuasaan. Idealisme yang dibawa presiden harus menemui masalah berat yang berasal dari orang -- orang partai. Itulah yang dihadapi para politisi. Tantangan berat menanti karena biaya meraih kekuasaan juga tidak sedikit.

Jokowi sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia juga menghadapi tantangan dengan banyaknya kerabat bahkan anaknya sendiri yang ingin mencoba melangkah sebagai pejabat entah wali kota, wakil bupati, calon bupati. Menjadi ujian bagi Jokowi sebagai presiden yang tidak ingin melanggengkan kekuasaan dengan politik dinasti. 

Banyak pro kontra ketika kerabat terdekat presiden mendaftar diri lewat partai untuk menjadi calon bupati, wali kota dan waki bupati. Dilema tentu muncul dan banyak yang mulai nyinyir dengan lingkaran kerabatnya yang berharap dapat tuah dari kedudukan Jokowi sebagai presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun