Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP dalam Pusaran Masalah?

21 Januari 2020   08:54 Diperbarui: 21 Januari 2020   08:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harun Masiku dan masalah yang dihadapi PDIP (wartakota.tribunnews.com)

PDIP Dalam Masalah?
PDIP sebagai partai besar saat ini akan selalu mendapat sorotan terutama dari masyarakat dan netizen. Salah sedikit, kadernya berulah, terjebak kasus korupsi akan menjadi bulan- bulanan komentar masyarakat.

Kasus penyuapan dari kader dalam PAW (Pergantian Antar Waktu) yang membuat geger Indonesia saat ini menguak beberapa kasus partai yang sebetulnya sudah menjadi rahasia umum. 

Penyuapan dalam merengkuh jawaban itu sudah menjadi budaya bagi para pemburu kekuasaan. Jer Basuki Mawa Bea. Tidak ada makan gratis untuk bisa memuluskan langkah menuju kekuasaan. Ada uang abang di sayang tidak ada uang abang di tendang. Begitulah kenyataan hidup.

Menjadi pemimpin dengan idealisme tinggi itu sah  sah saja, tapi kendala di lapangan akan membuat pemimpin seberapapun bagusnya harus menemui tembok- tembok penghalang bagi cita- citanya yang mulia. Boleh jadi teman dekatnya adalah orang yang setia dan loyal tetapi karena kader partai ia harus mengikuti aturan dan garis partai. Idealisme untuk total mengabdi terhalang dengan tuntutan partai untuk memberi sumbangan baik dana maupun deal deal proyek karena berada di lingkaran kekuasaan.

Hampir serupa dengan partai -- partai lain. Ada biaya yang mesti dikeluarkan untuk membangun partai, membangun jaringan dan memperkuat kaki -- kaki partai. PDIP tidak lepas dari masalah kadernya yang memanfaatkan situasi, ketika kekuasaan di tangan maka ada kesempatan untuk bermain proyek, membangun dinasti, membangun network agar tetap nyaman dalam lingkaran kekuasaan.

Hasto Kristiyanto sebagai sekjen partai akan berusaha menutupi celah KPK sehingga tidak sampai mengobok- obok partainya masuk dalam lingkaran setan suap menyuap. Media mengatakan bahwa PDIP nyata telah mengaburkan dan melemahkan KPK. Jika KPK lemah maka partai aman. Isu -- isu di media itu kencang dan membuat masyarakat lelah mengikuti jejak kasus partai politik baik yang berada dalam lingkaran kekuasaan maupun yang berada di luar sebagai oposisi.

Akibat Konflik Partai Politik muncul Kerajaan Baru?
Dari masalah- masalah partai tampaknya masyarakat sudah kenyang dengan intrik -- intrik partai. Malah sampai muncul kerajaan- kerajaan baru seperti Keraton Agung  Sejagat, Sunda Empire, Adipati Jipang. 

Fenomena ini dihubungkan dengan kejiwaan masyarakat akan tuntutan kehidupan yang semakin berat, sementara di lingkaran kekuasaan tidak ada keteladanan, malah saling bersaing kekuatan dan kekuasaan.

Jokowi menghadapi masalah berat. Hal yang paling berat adalah mengubah karakter masyarakat yang cenderung ingin sukses secara instan, ingin kaya dengan cara tidak wajar, mau meraih kekuasaan dengan pola aji mumpung. Akhirnya masyarakat terbawa dengan karakter buruk yang diwariskan kekuasaan. 

Kalau hanya Jokowi sendiri yang harus meniti buih, mengingatkan masyarakat untuk membangun SDM unggul sedangkan masyarakat apatis dan cenderung terbawa arus umum yang lebih suka menggampangkan cara dan menganggap enteng masalah maka percuma saja bekerja keras. Masyarakat lebih senang membuang sampah sembarangan hingga akhirnya muncul masalah banjir, bencana longsor dan kotornya lingkungan.

Etos Kehidupan dan Kerja Perlu diubah Untuk Mengejar Ketinggalan
Bangsa lain seperti Jepang dan Korea sebetulnya sudah mencontohkan etos kerja, dan profesionalisme dalam hal kerja keras dan safety, tetapi kebiasaan menggampangkan masalah membuat masyarakat merasa budaya Jepang dan Korea itu lebay padahal seharusnya masyarakat segera berbenah dan mengikuti cara- cara yang baik dalam bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun