Mohon tunggu...
Dwi Astuti
Dwi Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru, Dosen, dan Penulis

Dwi Astuti memiliki nama pena Atsuka D. Menulis diberbagai platform digital. Jika berkenan, mampir ya. Terima kasih sudah mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Bukber (Buka Bersama): Dilema antara Pahala dan Dosa

15 April 2022   08:37 Diperbarui: 15 April 2022   08:41 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukber atau buka bersama merupakan salah satu agenda yang ada dalam daftar kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan suci ramadan. Biasanya bukber diagendakan oleh instansi, kantor, perusahaan, atau tempat kerja. 

Selain itu, bukber juga sering jadi bahasan bagi kaum muda-mudi, baik yang masih sekolah, kuliah, komunitas, organisasi, atau teman lama. Meski tidak semua wacana bukber selalu terealisasi.

Bagi sebagian orang, bukber seolah menjadi acara reuni. Hal ini karena ketika sudah lulus sekolah atau kuliah, banyak yang merantau. Sehingga ketika momen mudik menjadi salah satu alasan untuk mengadakan bukber sekaligus reuni. Lalu bagaiman hukum bukber bagi umat Islam?

Dalam Islam bukber diperbolehkan karena acara tersebut bukan sekadar makan bersama, melainkan dapat menjadi momen bersilaturahmi dengan saudara, teman, atau rekan kerja. 

Bahkan, momen bukber bisa dijadikan sebagai ladang pahala, jika bukber dilakukan dengan cara yang benar dan tujuan yang tepat. Kegiatan dalam bukber pun harus diatur agar bukan hanya sekadar ajang pamer dan gosip belaka, tetapi juga mendatangkan nilai kebaikan untuk sesama.

Meskipun bukber mendatangkan pahala, tetapi harus diperhatikan hal-hal berikut agar bukber menjadi momen yang hangat dan mendatangkan pahala.

Bukber Mempererat Silaturahmi, Bukan Ajang Ghibah dan Pamer Pencapaian Diri

Sudah menjadi suatu kebiasaan jika berkumpul bersama teman-teman, terutama teman lama, sifat manusia cenderung pamer dan mengobrol tak jelas alias ghibah. Bahkan tak jarang juga ada yang pamer pacar baru di acara bukber. Padahal sudah jelas pacaran dilarang dalam Islam. 

Sebenarnya ada banyak hal selain pamer dan ghibah yang bisa dilakukan, seperti membicarakan kebaikan, saling bertukar pengalaman, saling menasihati dalam kebaikan, dan lain sebagainya. 

Jadi lebih baik fokus pada silaturahmi, dan jaga hati teman kita, serta lebih berhati-hati dalam sikap dan ucapan. Jangan sampai justru teman kita tersakiti hatinya.

Bukber dengan Kegiatan Bermanfaat, Bukan untuk Maksiat

Ada banyak kegiatan yang lebih bermanfaat ketika kita akan memutuskan untuk bukber, misalnya, bukber bersama anak yatim piatu atau berbagi dengan orang di sekitar yang membutuhkan. 

Meski masih banyak orang yang bukber dengan melakukan kegiatan yang sia-sia seperti karaoke sebelum berbuka, konvoi hingga menganggu ketertiban jalan, atau melakukan game yang tidak bermanfaat. Bukber lebih berkesan apabila dilakukan dengan cara yang bermanfaat dan tentu akan mendapat pahala. 

Oleh karena itu pilihlah kegiatan dengan baik. Akan lebih baik jika diselingi dengan tausyiah sehingga tidak hanya memberi manfaat untuk orang lain, tetapi bisa juga dimanfaatkan untuk mengecas iman.

Bukber untuk Mendapat Pahala, bukan menambah Dosa

Segala sesuatu apabila diniatkan karena Allah Swt dan dilakukan dengan cara yang baik, maka Allah akan membalas dengan kebaikan pula, termasuk bukber. Nabi Muhammad Saw memang menganjurkan buka bersama. Karena itu bukber insya Allah akan bernilai pahala jika dilakukan dengan benar. 

Namun, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar bukber tidak menjadi ladang dosa. Perhatikan tempat bukber. Usahakan di tempat yang mendatangkan kebaikan, bukan kemaksiatan. 

Pisahkan antara laki-laki dan perempuan. Jangan bercampur antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Perhatikan waktu salat. Jangan justru mengabaikan salat maghrib maupun salat tarawih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun