Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Suasana Buka Puasa Bersama di Jerman

6 April 2024   17:38 Diperbarui: 6 April 2024   19:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka puasa bersama (sumber gambar: tribunnews.com)


Berpuasa di negara non Muslim, tentu terasa berat. Karena disana jarang orang yang menjalankan ibadah puasa, sangat sedikit orang yang menjalankan ibadah puasa.

Belum lagi karena perbedaan waktu secara geografis, Lama berpuasa paling cepat 15 jam. Yang bergeser terus hingga makin lama mencapai 19 jam. Jadi, beda waktu antara salat tarawih dengan waktu sahur pernah hanya sekitar 2 jam, sehingga kita kekurangan waktu untuk beristirahat. Untunglah hawa atau cuaca di Jerman tidak sepanas daerah tropis, sehingga patut bersyukur sangat mudah menahan haus. Memang dibutuhkan niat yang kuat untuk menyelesaikan ibadah puasa di sana.

Untuk berbuka puasa bersama, biasa dilakukan seminggu sekali. Di rumah yang cukup luas, maupun di rumah sempit dengan menggelar tikar.

Makanan minuman tidak semuanya disediakan oleh tuan rumah, melainkan dibawa oleh ibu-ibu yang mempunyai hobi memasak secara potluck. Biasanya mereka nenyediakan makanan Indonesia. Misal tuan rumah menyediakan opor, peserta lain ada yang membawa rendang, bakso, dan lainnya. Lalu ada juga yang membawa takjil, seperti kolak, bubur, dan sebagainya.

Acara buka bersama terbuka untuk siapapun, tidak hanya diaspora orang Indonesia, baik Muslim maupun non Muslim. Sehingga hadir pula orang Jerman, Belanda, Maroko, dan Pakistan.

Susunan acaranya biasanya tadarus, kultum (kuliah tujuh menit), sholat magrib, makan bersama, pengumuman, sholat isya, lalu tarawih.

Sehingga mereka sangat senang bila mendapat kunjungan ustad dari Indonesia yang ditugaskan safari keliling Jerman.

Karena di Bonn tidak ada masjid, untuk tarawih dilakukan di rumah-rumah penganut agama Islam. Dengan pengaturan pria di depan, perempuan di belakang. Atau di kamar-kamar.

Tarawih di Jerman biasanya lebih singkat, sekitar setengah dari jumlah rakaat di Indonesia, hanya sekitar 11 rakaat.

Ustad bisa memimpin sholat, memberikan kultum, dan memimpin tarawih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun