Bukti : "dengan aba-aba dari Lintang, pompa dihidupkan. Percobaan pertama, dan ternyata gagal. Sebab, ternyata sangat susah menggosongkan drum secara simultan. Empat drum melonjak ke permukaan, jelas tak mampu menggerakkan perhu sedikitpun. Perahu itu sangat berat seperti sebuah panser yang terbenam. Eksyen dan komplotannya berteriak-teriak girang melihat kami gagal...." (halaman 184)
Puncak dari konflik tersebut pun terjadi.
Bukti : "sementara perahu-perahu anak buah Tambok makin dekat. Lalu kudengar letupan-letupan senapan. Merekan menembaki perahu kami dengan senapan rakitan. Mahar menaikkan layar dan aku memutar haluan. Tujuan kami adalah timur dan angin barat serta merta mendorong kami." (halaman 231)
Kemudian konflik itu dalam tahap penyelesaian ketika Ikal berhasil bertemu dengan A Ling.
Bukti : "di tengah hamparan ilalang, A Ling berdiri sendirian menunggu. Kami hanya diam, tapi A ling tahu apa yang telah terjadi. Ia terpaku lalu luruh. Ia bersimpuh dan memeluk lututnya. Matanya semerah naga. Ia sensenggukan sambil meremas ilalang tajam. Seakan tak ia rasakan darah menguncur di telapaknya. Ia menarik putus kalungnya, menggulungkan lengan bajunya, dan memperlihatkan rajah kupu-kupu hitam di bawah sinar bulan. Ku katakan padanya bahwa aku tak'kan menyerah pada apapun untuknya dan akan ada lagi perahu berangkat ke Batuan. Ku katakan padanya, aku akan membawanya naik perahu itu dan kami akan melintasi Selat Singapura."(halaman 211)
Peran atau tokoh utama disini adalah tokoh yang juga pernah muncul di buku tetralogi sebelumnya. Mereka yang memiliki pengaruh besar terhadap Ikal. Diantaranya peran utama : Â Ikal, Ayah, Ibu, Aria, Mahar, Lintang, A Ling, A kiong, Harun, Ketua Karmun, Tuk Bayan Tula, Dayang Kaw, Eksyen, Arai, Lintang, Chung Fa, dan Kalimut.
Ikal adalah tokoh yang sama seperti di gambarkan di Laskar Pelangi yang memiliki rambut ikal dan selalu ingin tahu.
Bukti: "...bertanya-tanya sana sini, aku penasaran ingin tahu, bagaimana sepupu jauhku,... "{halaman 82}, "Aku di panggil si Ikal, lantaran rambutku ikal..." {halaman 96}
Ayah Ikal digambarkan sebagai orang yang sabar dan berbesar hati sejak awal cerita. Dari kekecewaannya sewaktu kesalahan pengiriman surat kenaikan pangkat dari Pn. Timah.
Bukti : "Namun, ayah tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Sejurus kemudian ia berjalan menuju kawan-kawannya. Ayah menyalami mereka satu per satuuntuk mengucapkan selamat..." {halaman 11}
Ibu Ikal digambarkan sebagai sosok sabar menghadapi keadaan.