Mohon tunggu...
Dwian Sastika
Dwian Sastika Mohon Tunggu... Guru - Sebatas Manusia Sebatang Kara

Membagikan kisah inspiratif dan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Hujan di Jendela Hati

12 Maret 2023   20:34 Diperbarui: 12 Maret 2023   20:35 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh nini kvaratskhelia dari Pixabay

Rintik hujan di jendela hati, mengalun lembut menari-nari, seperti irama dalam sepi, menyentuh hati yang merindu.

Hening sepi di dalam jiwa, seperti hujan di malam gelap, menyirami segala rasa membasuh lara yang tak terucap.

Bagaikan bening butir hujan, jatuh dalam alunan sepi, mengalun dalam indahnya rindu, membuat hati terasa tenteram

Perlahan, rintik hujan pun mengalir menuju permukaan jendela, diiringi dengan suara gemuruh petir yang menerobos ruang hampa. Seperti fenomena fisika, kecepatan air hujan yang jatuh tergantung pada gaya gravitasi dan besarnya hambatan udara.

Namun, dalam keheningan yang tercipta, terdapat perasaan yang terukir dalam benak, seperti teori psikologi tentang emosi manusia. Rasa takut dan resah yang menghinggapi jiwa, membuat hati terasa sepi dan kosong.

Terbukti, air hujan yang turun dari awan mengandung unsur-unsur kimia seperti nitrogen, sulfur, dan karbon dioksida. Seolah-olah turun dari langit untuk menyelamatkan tanah yang kehausan, bagaikan penebar harapan dalam kegelapan.

Dalam pandangan astronomi, fenomena hujan adalah bagian dari siklus air di bumi, yang tak henti-hentinya mengalir. Begitu juga dalam kehidupan, segala sesuatu memiliki peran dan tak pernah berhenti berputar.

Kembali ke rintik hujan yang semakin lebat, diiringi hembusan angin yang mengiringi, seperti energi kinetik yang membawa partikel-partikel air jatuh ke bumi. Begitu juga dalam hidup, kekuatan yang membawa kita bergerak maju adalah semangat dan motivasi yang terus menerus terjaga.

Namun, dalam prosesnya terkadang kita juga harus menghadapi tantangan dan hambatan, seperti dalam teori fisika yang mengajarkan tentang hukum gerak. Ada momen-momen ketika kita harus berhenti sejenak, mengambil napas, dan merenung.

Rintik hujan yang tadinya mengalir deras, kini berubah menjadi kabut yang menyelimuti udara. Seperti teori meteorologi, bahwa air hujan yang menguap menjadi uap air, kemudian berubah menjadi awan yang mampu menghasilkan hujan yang turun kembali ke bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun