Sementara di kamarnya, Kasih terbangun oleh sentuhan gemetar dan tangis pilu bapak ibunya. Belum penuh kesadarannya saat dirasakan pelukan mereka membuatnya susah bernapas. Seluruh ucapan mereka di antara tangisan dipenuhi oleh kata-kata maaf.
Mereka meminta maaf karena menghalangi percintaan Bara dan Kasih sewindu lalu. Meminta maaf karena memaksa Bara mengumpulkan pundi-pundi bila hendak meminang putri mereka. Kasih memeluk kedua orang tuanya. Dalam tutur lembut ia berikan maafnya dengan tulus seraya bercerita bahwa semalam Bara telah tiba di desa mereka. Ia pun telah datang menjumpai Kasih dan menepati janjinya. Kasih menunjukkan cincin merah delima tanda pinangannya.
Orang tua Kasih terpana. Keluarga yang datang belakangan pun tidak memahami jalan cerita. Faktanya pagi ini Bara ditemukan telah meninggal di dalam pajero putih yang berhenti di pinggir sawah. Hasil autopsi menyatakan malaikat El Maut datang sebelum tengah malam.
Depok, 26 Juli 2020
Catatan: Cerpen ini terinspirasi dari puisi "Tanam Padi Panen Rindu" karya Kompasianer Pical Gadi.