Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tanam Padi Panen Rindu

25 Juli 2020   17:51 Diperbarui: 25 Juli 2020   18:03 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Telapak kaki bukit berwarna hijau kemuning
di sana
seorang gadis memayungi kepalanya dengan caping bambu
sembari meniupkan senandung pada bulir-bulir padi yang diasuh matahari.

Dia lalu tersenyum malu-malu pada sungai kecil
sejauh selempar batu dari pematang  
juga pada bunga pepaya yang berdansa dengan angin.

Angin
air
dan para penghuni lembah yang bersahaja
mereka sedang menggoda sang kembang desa
yang baru saja menyembunyikan sepucuk surat cinta
dalam saku bajunya.

Dua minggu lagi waktu panen raya
jika benar perhitungan para petani.

Saat malam tiba
gadis itu pun bercerita pada awan-awan
lalu menghitung malam-malam yang akan dilewati
dan jam-jam sepanjang jalan dari metropolitan ke desa
yang akan dibunuh sang kekasih.

Dia menutup jendela kamar
dan mendekap selendang pemberian
untuk penghibur hati dua minggu ke depan.

Asmara memang kadang begitu jahat.
Dia menciptakan rindu sampai menggebu
tapi enggan menghapus jarak dan waktu.

---

kota daeng, 25 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun