Rasulullah saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim, "Sesungguhnya orang kaya itu mereka yang memiliki keluasan hati (ghina qalbi). Dan orang fakir itu mereka yang memiliki kesempitan hati (faqrul qalbi).
Ghina qalbi adalah kekayaan hati atau keluasan hati. Orang yang kaya hati akan selalu ridho dan menerima segala ketentuan Allah Ta'ala. Ia tahu bahwa apa yang Allah beri, itulah yang terbaik.
Dari hadis diatas, Rasulullah saw. telah menunjukkan bahwa kekayaan itu berawal dari keluasan hati. Betapa pun seseorang diberi kesempatan untuk memiliki banyak harta, jika ia masih memiliki hati yang sempit, maka ia tidak akan pernah merasa cukup.
Sebaliknya siapa pun orangnya yang belum memiliki harta yang banyak, tetapi jika ia memiliki hati yang luas, maka tinggal menunggu waktu rezeki akan datang kepadanya dengan berkah dan berlimpah. Keluasan hati adalah hal pertama yang harus kita benahi agar Allah menghijrahkan rezeki kita.
Ada suatu kisah tentang seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang ustad. "Ustad, saya sudah shalat berjamaah selama satu tahun ini. Setiap hari pada salat lima waktu saya selalu berada di saf depan. Saya dengar dalam ceramah-ceramah kalau shalat berjamaah akan meluaskan rezeki, tetapi saya kok belum melihat hasilnya?"
Jika dilihat dari usaha yang ia lakukan, saya yakin ia telah berhasil! Sama sekali tidak pantas kata "gagal" disematkan kepadanya. Tapi sayangnya lelaki itu hanya melihat dari sudut pandang HASIL, bukan dari usaha. Jika hatinya sesempit itu, pantas saja keberhasilan tidak muat untuk masuk ke dalam hatinya.
Bagaimana dengan Anda? Tidak bisa ditawar-tawar lagi, bergeraklah dari kesempitan hati menuju keluasan hati! Hargailah setiap usaha Anda, ada pun hasilnya adalah merupakan ketentuan Allah. Jika suskes, Anda akan mendapatkan tambahan ilmu bagaimana metode yang baik. Jika belum sukses, Anda mendapat tambahan ilmu bagaiamna metode yang belum baik dan harus Anda sempurnakan.
Mari kita bergerak mengejar rezeki kita...