Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Batang Asai, Surga Tersembunyi di Sarolangun

12 September 2018   17:20 Diperbarui: 12 September 2018   17:22 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aman bagi anak-anak, karena dangkal dan bebatunya bersahabat. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Bukit Lawang di Sumatera Utara akan mendapat saingan berat. 

Bagaimana tidak, sungai ini berdindingkan batu asli buatan tuhan, pohon-pohon yang tumbuh di pinggirannya beraneka rupa dengan bunga beragam warna,  burung-burung siap menyambut pagi dengan nyanyian khas masing-masing jenis. Ikan yang masih aman berkembang biak juga menjadi daya tarik tersendiri. Sementara orang hutan juga sesekali menampakkan diri. Ia keluar dari titik tertentu yang diyakini merupakan area habitatnya.

jalan yang ditempuh, dok. pribadi
jalan yang ditempuh, dok. pribadi
jalan yang ditempuh, dok. pribadi
jalan yang ditempuh, dok. pribadi
bertemu pacet, dok. pribadi
bertemu pacet, dok. pribadi
Perjalanan menuju Bukit Seruling kian menanjak. Kaki lelah. Nafas tersengal. Jantung berdegup kencang. Keringat basah mengguyur seluruh badan. Belum lagi binatang penghisap darah yang sangat mengganggu perjalanan, pacet. 

Terkadang ular mendesis di sela-sela rumput ataupun pepohonan. Sesekali kami harus mengibaskan golok membersihkan jalan dari akar-akaran, rerumputan dan pohon-pohon kecil. Yang tak kalah serunya, manakala kaki harus berpijak pada akar pohon menggantung di tepi jurang. Sungguh, gamang dibuatnya.

jalan di tepi jurang, dok. pribadi
jalan di tepi jurang, dok. pribadi
pendakian yang menantang, dok. pribadi
pendakian yang menantang, dok. pribadi
Begitu tiba di puncak Bukit Seruling, seluruh jerih payah terobati. Hilang begitu saja. Kini, tinggal menikmati keindahan alam ciptaan tuhan. Udara dingin nan sejuk mendekati delapan belas derajat celcius. 

Embun yang menyerupai awan. Pandangan luas menatap ke bawah dan bukit-bukit sekitarnya. Begitu luar biasa, rasa bersyukur atas kesempatan menikmati alam yang tak biasa. Maka, nikmat tuhan manakah lagi yang kau dustai? Lalu, setelah pukul tujuh lewat, awan mulai menghilang dan kami pun beranjak turun. 

negeri di awan, dok. pribadi
negeri di awan, dok. pribadi
negeri awan, dok. pribadi
negeri awan, dok. pribadi
matahari menyembul malu-malu, dok. pribadi
matahari menyembul malu-malu, dok. pribadi
Ibu Ratna sudah menyambut  bersama sehidangan sarapan pagi. Beliau memasak nasi, dengan lauk pauk khas desa. Pucuk ubi disantan sedikit. Gilingan cabe hijau berdampingan dengan tempoyak. Ikan asin berlapis  cabe merah. Telor dadar dan ikan sungai bakar. Lengkaplah sangu perut untuk perjalanan berikutnya.

Kami meneruskan perjalanan menuju air terjun Bukit Berantai, namanya Telun Tujuh, karena ada tujuh jatuhan air. Letaknya lebih jauh. Harus menempuh dua jam lebih jalan kaki, harus mendaki ke puncak yang lebih tinggi, harus melewati dua buah desa  yang letaknya menanjak di kaki bukit. Namun, alam pedesaan yang indah dikelilingi oleh sawah bertingkat dan dihiasi oleh batu-batu besar di persawahan semakin menambah semangat untuk sampai ke tujuan.

Di sini, lagi-lagi kami harus melintasi semak belukar dan hutan belantara yang hanya sesekali terjamah oleh keperkasaan manusia. Kali ini medannya lebih menantang. Selain karena kecuraman tanjakkan, juga licin dan rerumputan tajam-berduri senantiasa mengintai. Kelelahan menjadi momok utama. Meski sudah minum bergelas-gelas mineral, tetap saja nafas tersengal dan tenaga melemah. Dua ratus meter lagi mencapai tujuan, tiga orang anggota kami menyerah. Mereka memutuskan tidak melanjutkan pendakian.

jalan yang ditempuh, dok. pribadi
jalan yang ditempuh, dok. pribadi
Aku memaklumi itu. Terkadang phisik tak sama. Aku pun merasakan apa yang mereka rasakan, namun selalu kuyakini bahwa dengan tekad yang kuat apapun pasti bisa. Meski umur sudah mendekati angka lima puluh satu tahun, tapi semangat yang menyala menjadi tambahan tenaga untuk segera tiba ke tujuan yang telah terencana. Bathinku selalu memompa nyali itu.

Alhamdulillah, pukul dua belas lewat tiga puluh menit, kami tiba di tujuan. Sebuah pemandangan yang langsung mempengaruhi energi jiwa, yang berefek pada geliat tubuh membuat kekuatan kami pulih kembali. Hilang semua rasa lelah, hilang semua rasa lemah, hilang semua kepenatan jiwa dan keletihan akibat digeluti pikiran "kapan sampainya".  Pemandangan di depan matalah penyebab semua itu. Sebuah keagungan tuhan sudah dipertontonkan.

Air terjun yang kencang dan besar. Deras menerjang bebatuan yang berdiri tegak hingga berpuluh meter ke atas. Di sekelilingnya tumbuh anggrek liar dengan bunga warna ungu, kuning dan putih. Aneka spesies keladi  hidup segar mengatur diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun