Modul bisa dikembangkan kolaboratif antara Bank Indonesia, OJK, Kemenkeu, Kementerian Desa, serta perguruan tinggi dan fintech yang kredibel.
Untuk memperkuat bukti kebijakan, Bank Indonesia bersama BPS dapat mengembangkan Indeks Ketahanan Ekonomi Keluarga (IKEK) sebagai instrumen baru yang mengukur:
- Elastisitas belanja keluarga terhadap inflasi
- Rasio utang konsumtif terhadap pendapatan
- Literasi terhadap risiko keuangan digital
- Kapasitas menabung dan investasi jangka panjang
Data ini bukan hanya berguna untuk pemetaan risiko sistemik dari sisi mikro, tetapi juga dapat memperkuat early warning system kebijakan fiskal dan moneter.
Â
Menuju Smart Citizen: Kemandirian Ekonomi Mikro dalam Arsitektur Makro
Di era "VUCA" (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), kebijakan moneter yang efektif harus memiliki akar sosial. Ketahanan ekonomi nasional akan lebih kokoh apabila fondasinya adalah masyarakat yang mampu membaca, memahami, dan beradaptasi dengan dinamika ekonomi secara kritis dan mandiri.
Smart citizen tidak semata digital-native, tetapi financial-literate. Dan tugas membentuk warga semacam ini tidak bisa ditumpukan pada sektor pendidikan formal semata. Bank Sentral---dengan otoritas, data, dan jangkauan sistemiknya---memiliki posisi strategis untuk menjadi enabler transformatif.
Reposisi Bank Sentral sebagai fasilitator literasi ekonomi masyarakat adalah keniscayaan. Apalagi di tengah disrupsi teknologi dan globalisasi risiko, demokratisasi pemahaman ekonomi menjadi kebutuhan mendesak. Dengan pendekatan partisipatif, berbasis data, dan berjejaring lintas institusi, kita bisa melahirkan generasi warga yang tak hanya cerdas, tapi juga tangguh secara finansial. Sebab bangsa yang kuat, lahir dari rumah tangga yang berdaya. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI