Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Selamat Jalan Buya Ahmad Syafii Maarif, Selamat Datang Sang Penerus (Anak Jaman Selalu Hadir Menjawab Tantangan)

28 Mei 2022   11:24 Diperbarui: 29 Mei 2022   05:25 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski Hamka pernah dipenjara karena dituduh berencana membunuh Soekarno, pada akhirnya Hamka pula yang menjadi imam shalat jenazah saat Bung Karno berpulang, tanpa memikirkan dendam sedikit pun. Mungkin kelak akan terasa begitu indahnya jika terjadi pada diri Habib Riziek Sihab dan lawan politiknya yang banyak makan korban. Dan kisah ini akan terangkat di kemudian hari.

Kisah hubungan baik Soekarno dan Buya Hamka terungkap. Semua itu tertuang dalam buku memoar tentang Hamka berjudul Ayah... Kisah Buya Hamka (2013) yang ditulis oleh sang anak, Irfan Hamka. Tugas sang anak juga begitu mulia. Telah membuka mata generasi abad ini. Buya Hamka dipenjara terkesan tak membuat luka sang anak. Justru jadi suburnya nilai-nilai.


Kontroversi itu sebaiknya membuat jalinan nasionalisme bangsa menjadi harmoni. Mengapa ? Dalil dari berbagai kitab tentang Jaminan "Sorga" bagi Rosulullah di kajian berbagai pengajian dan diskusi dengan kesimpulan yang terus digaris bawahi. Polemik dengan pertanyaan "kutu airnya siapa?" Membulatkan  kesimpulan bahwa Allah tidak bisa disetarakan dengan "Dewa Air". Allah itu diatas segalanya, dst. Mungkin kelak akan ada buku yang mengupas nilai positif dari hal ini.

Tanpa kontroversi di atas, kajian itu tidak akan pernah hidup dengan dinamika yang begitu Indah. Klarifikasi tentang pendapat yang menjadi sorotan publik yang begitu tajam. Lebih mengemuka di berbagai tulisannya. Kisah Nabi Khidir & Musa bermakna setelah tahu kisah akhirnya yang diakui Nabi Musa. Jadi intinya harus ada yang menulis kesimpulan di akhir episode. Seperti tulisan Irfan Hamka.


Kadang pola pikir Abu Jahal itu diperlukan untuk membuka tabir. Seperti usulan penghapusan 300 ayat yang diusulkan Pendeta Saifudin Ibrahim, yang membuka ladang bagi para laskar muda untuk jadi "Youtuber" handal. Video sangkalan dan meme lucu lebih menggairahkan dan diserbu netizen. Suntingan video lebih populer  dan laku keras dari pada video aslinya yang lengkap dan panjang.

Cobalah kita buka di chanel youtube bantahan terhadap channel Paul Zhang dan Saefuddin Ibrahim tampak lebih semarak dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Video dari manajemen Ustad Zhuma, Yonatan Nandar, dan Ustad Cristoper  Kainama lebih menjanjikan untuk menuai berkah. Perang argumen yang dakhsyat itu hanya di youtube. Sesungguhnya mereka itu bersahabat di jalan akhirat menurut keyakinan masing-masing.

Judul baru yang bombaptis diantaranya "pelelangan tempat ibadah" hingga berita hoax baptis masal satu kampung. Ternyata babtis itu benar adanya namun hanya berupa babtis ulang bukan pemurtadan. Sehingga channel bantahan dan tanggapannya lebih meledak penggemarnya. Ini adalah model baru cara berdakwah. Saling sindir, saling buka dan akhirnya kisah rekayasa Air Zamzam dan isi Kabah mempermalukan penebar "hoax". Jadi kunci  keberhasilannya adalah kejujuran.

Perkelahian  diantara para debater hanya seru di youtube. Hilangnya Channel Pendeta debater Rudi yang kena sanksi dari youtube, pemulihannya di bantu oleh Channel Mualaf mengapa? Umat Islam yang menggali rupiah dari youtube sangat takut kehilangan lawan debatnya. Dakwah Islam akan terbantu dengan kehadiran mereka. Sungguh indahnya perbedaan itu disinilah letaknya.

Pemilik Channel muslim terbukti begitu gigih membantu pemulihan chanel Kristen rekan debat di Zoom menjadi topik menarik juga. Karena pemilik channel muslim  itu sangat ketergantungan. Pundi-pundi rupiah dari youtube itu lahir karena ada lawan diskusi. Umat Islam dewasa ini, banyak yang sesungguhnya berterima kasih pada Abu Jahal. Begitu juga kepada pembuat kartun Nabi Muhammad yang meninggal mengenaskan. Bahkan minggu ini dunia maya heboh  ada "sang debater meninggal mendadak saat sedang menghujat Rosulullah". Saefuddin Ibrahim sang murtadin begitu sibuk membela kematiannya. Ini adalah ladang yang sedang di garap  oleh sebagian masyarakat kita.

Kalau dahulu ada Abu Lahab dan Abu Jahal. Kini di Indonesia ada tokoh medsos bernama Abu Janda yang jadi sasaran tembak. Dan para Buzer lainnya selain deni Siregar dan Ade Armando. Bagi para youtuber muda yang selalu membuntuti mereka, memiliki dua motivasi. Terlepas  dari keyakinan religinya apa. Sebab ada khikmah di balik itu. Maka tak elok jika ada kekerasan pisik saat berada di arena kasat mata. Sebaiknya mereka duduk makan bakso bersama. Dan menentukan topik bahasan baru di medsos. Apa dua motivasi itu?

Motivasi pertama bagi channel remaja (pembantah) sang debater itu, lebih cenderung kepada "nilai ibadah" yang memiliki kebanggaan karena selalu viral. Berkat topik yang diangkat.
Motivasi kedua demi pundi-pundi rupiah. Semakin viral suatu konten, semakin tebal isi dompet mereka. Mungkin pada saatnya akan lahir tempat ibadah dari hasil konten youtube. Tempat kajian kitab suci, akan jadi pusat informasi penting bagi orang yang ingin meningkatkan bobot nilai channel youtube miliknya. Sebab isi konten harus ada bobot isi sesuai kitab suci. Jika ingin langgeng dan menuai banyak dukungan. Jika ngawur berdampak pada  lahirnya anti pati bahkan gulung tikar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun