Hei, coba lihat!
Bukankah hidup adalah rentetan pengorbanan?
Anak-anak itu terus tumbuhÂ
seiring tulang ayah dan ibu mereka merapuh
Daun-daun kuning berjatuhan
Meninggalkan tunas baru yang lebih hijau
*
Ia tiba-tiba berbicara,
ketika daun-daun itu seharusnya ia kunyahÂ
Ia tampak tenang,Â
dan aku sedang ketakutan
*
Coba kamu dengar lantunan takbir dari mereka,
masih indahkah menurutmu?
 *
Ia bertanya yang tidak-tidakÂ
Aku jawab dalam selimut rasa takut,
"indah sekaligus gagah, indah yang gagah seperti rona senja"
*
Indah tetaplah Indah,Â
kamu tak boleh mendua seperti mereka itu,
canggung dalam wabah prasangka
takut menghadapi kenyataan
Coba lihat, mereka gugup dan kebingungan
tentang  yang mereka takutkan,
bukan sesak nafas dan batuk kering yang membuat mereka takut
Sesungguhnya, kematian  yang membuat mereka ketakutan
*
Ia terus bertuturÂ
Suaranya seolah-olah tenang
Ia dapat menangkap keadaanku,
yang tetap ketakutan
*
Kamu tidak semestinya merasa ketakutan,
berbahagialah!
Sebab, Â kita akan pergi,Â
dengan kedamaian bukan ketakutan
*
Aku ingin menyampaikan sesuatuÂ
tapi ia terus menyambar
*
Hei, kenanglah Ismail, tak ada ketakutan!
Kenanglah Ibrahim, tiada perasaan mendua!
Itulah mengapa kita berada di sini
Kita adalah simbol pengorbanan
Kita adalah bentuk rasa rela
Dan tak satupun dari mereka dapat menggantikan kita
Kita yang dipilih oleh-Nya!
*
Ceritanya teru mengalir
Dedaunan di hadapannya itu masih diabaikan
*
Hei, kau tak perlu takut terhadap pisau,Â
apalagi kematian
Sebab, kita akan mati dalam kasih-Nya
Bukan dalam murka-Nya
*
Dia singkirkan ranting dan dedaunan yang menghadang
Dan aku terlalu tegang untuk menangkap keadaan ini
*
Dan yang terpenting cobalah ingat,Â
kau adalah betina dan aku jantan.Â
Sebelum kematian yang penuh kasih itu sampai,
dapatkah kita menjalin kasih asmara,
untuk  sebentar saja?
*
Sambil menjulurkan lidah ke arahku,Â
ia  bertutur begitu tenang dan dalamÂ
Tali yang mengikat lehernya itu makin meregang,
aku pun tak dapat lari
*
Dia adalah kambing terjelek yang pernah ku temui
Dan ia yang membuat aku  ketakutan!    Â
Â
Idul Adha 2021
Bekasi. Â Marendra Agung J.W