Mohon tunggu...
Khudori Husnan
Khudori Husnan Mohon Tunggu... Freelancer - peminat kajian-kajian budaya populer (https://saweria.co/keranitv)

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angie, Love the Way You Lie

17 Februari 2012   06:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia



Kamis pagi (15/02/2012) sebuh stasiun TV swasta menayangkan pemberitaan seputar kesaksian Angelina Sondakh dalam kasus korupsi Nazaruddin yang nota bene mantan kolega sekepentingan politiknya di partai Demokrat. Sebagai latar pemberitaan,  stasiun TV  itu memutar lagu legendaris milik The Rolling  Stones  Angie (1973).
Angie

Mick Jagger, sang vokalis,  menulis sebagian besar materi untuk Angie.  Siapa Angie dimaksud  dalam lagu ini? Berragam spekulasi mengemuka.  Beberapa kalangan menganggap  Angie menunjuk pada Angela, istri musisi eksentrik David Bowie, pelantun  The Man Who Sold the World itu. Dugaan  lain menyebut   Angie  merupakan kiasan untuk Marianne Faithfull, pacar Jagger pada periode 1966 s.d 1970.  “Yang benar”, kata Jagger, “Keith (Richards)lah  yang menyematkan Angie  sebagai judul lagu. Angie menunjuk ke putri Keith,  Angela.

Secara lirikal, Angie   berkisah tentang aku lirik (laki-laki)  yang meratapi kegagalan terrajutnya asmara  bersama sang pacar karena beberapa alasan. Alasan terbesar kemungkinan karena  mereka sepasang kekasih yang  bokek sebagaiman ditegaskan baris  ini: And no money in our coats.

Si lelaki  digambarkan masih tak bisa menerima perpisahan dengan pujaan hati. Lelaki itu  masih berharap prahara asmara di antara mereka, dalam lirik dicitrakan dengan clouds (awan hitam), dapat segera menyingkir sehingga ia kembali bercumbu dengan si pacar. Si lelaki  juga masih sangat ingat  cita rasa semua kecupan si cewek, kekasih hatinya (All your kisses still taste sweet).

Angie, dengan demikian, lagu patah hati. Dari sudut ini jelas menyematkan lagu Angie sebagai latar pemberitaan kesaksian Angelina Sondakh termasuk salah alamat. Penyematan itu tampaknya berdasar  kesamaan kata dan pengucapan semata. Angelina dengan sapaan akrab  Angie (diucapkan Enji) dan judul lagu The Rolling Stones Angie (juga diucapkan Enji).

Lalu, jika ada, lagu apa yang cocok untuk melukiskan episode kesaksian Angie dalam drama persidangan Nazaruddin? Mengingat banyak kalangan meragukan kejujuran Angie dalam bersaksi, maka lagu yang tepat menurut saya  ialah  Love the Way You Lie Part 2, dari duet Rihanna feat Eminem tapi sebelum ke sana saya mau menulis perihal kesaksian Angie.

Love the Way You Lie

Dalam bersaksi, sebagaiman terlihat pada beberapa tayangan ulang di  TV, Angie terlihat sangat meyakinkan dalam mengikuti keseluruhan proses persidangan. Ia begitu tenang, santai, dan menikmati persidangan. Ketenangan ini  menurut saya bertolak dari kemampuan komunikasinya yang cukup baik. Tutur kata terukur, bahasa tubuh terjaga,  dan ia tak terlihat emosional. Sebaliknya ia cenderung bersikap dingin.

Angie rupanya meyakini betul pandangan umum yang mengatakan jika kita tak bersalah kita tak perlu takut dan apa guna  sikap kalap. Angie berpikiran sikap panik, cemas, dan nervous dalam persidangan hanya akan menegaskan bahwa ia benar-benar bersalah (ingat, ia juga sudah berstatus tersangka).

Tapi sayang lakon yang dimainkan Angie tampak tak sempurna. Pangkal ketaksempurnaan Angie terletak justru pada laku dingin, seakan-akan tenang dan santai sebagaimana ia tampilkan sepanjang persidangan. Tak ada humor, tak ada derai tawa, intinya tak ada yang natural sebagaimana sikap Angie yang dikenal publik. Raibnya naturalitas ini mencuatkan dugaan keras bahwa Angie sedang bermain sinetron berjudul SDMC (Selamatkan Diri Masing-masing Coy).

Tapi tentu tak elok menghujat Angie berdasar pengamatan, apalagi hanya lewat TV, semata. Akhirnya, hanya Angie dan Tuhan yang tahu apakah ia sudah berkata jujur atau sedang merajut rangkaian dusta. Nah, sekarang tiba saatnya saya memeriksa Love the Way You Lie Part 2 dari Rihanna feat Eminem. Kenapa lagu Part 2 ini yang dipilih? Karena lirik lagu berangkat dari sudut pandang si perempuan sementara Part 1 berperspektif  laki-laki. Selain itu lagu ini juga cukup sesuai menggambarkan kuasa korup yang tak berkesudahan.

Sepenggal lirik dari lagu Love the Way You Lie Part 2 berikut  ini menurut saya meringkaskan  pesan yang mau disampaikan keseluruhan lagu //Just gonna stand there and watch me burn/But that's alright because I like the way it hurts//Just gonna stand there and hear me cry//But that's alright because I love the way you lie //

[Terjemahan bebas: (kau) Hanya terpaku di sana dan hanya mengamatiku yang terluka/tapi, tak mengapa karena aku suka caranya melukaiku//Hanya berdiri mematung di sana dan mendengarku menangis//tapi tak mengapa karena aku suka caramu mengelabuiku //]

Lirik ini unik, untuk tak menyebutnya aneh. Seorang wanita merasa tersiksa, teraniaya, tapi ia justru menyukai dan menikmatinya. Persoalan ini serupa dengan sepasang kekasih, atau suami istri,  yang mengidap penyimpangan seksual sadisme dan  masokisme. Topik yang juga terdapat dalam lirik lagu: So mybe I’m a masochist ...

Seseorang (misalnya ia seorang laki-laki), dalam berhubungan intim, merasa mendapatkan kenikmatan seksual ketika ia menganiaya lawan jenisnya. Sebaliknya si wanita yang menjadi teman dalam berhubungan inti itu, merasa mendapatkan  puncak kenikmatan seksual jika ia disakiti atau dianiaya oleh pasangannya; "But that's alright because I like the way it hurts."

Kembali ke masalah Angie. Ia barangkali punya pra-pemahaman persidangan yang tengah  dihadapi adalah lelucon. Sandiwara besar yang melibatkan dusta dan kecurangan kolosal. Tapi tak mengapa, mungkin pikir Angie, ia akan  menikmati dan mengikuti kekonyolan demi kekonyolan itu. Politik adalah pentas dusta terbesar sejagat. Lagi pula tanpa dusta, apakah kejujuran memiliki makna? Di tengah kuasa dusta secuil kejujuran adalah kemuliaan.

Saya tidak menuduh Angie menderita sadisme atau masokisme. Saya juga tak sedang memberi gelar Angie sebagai ratu dusta. Sebaliknya saya sedang berusaha memahami kenapa setiap tersangka kasus korupsi, laki atau perempuan, selain selalu terlihat tak merasa bersalah juga kerap menyematkan dusta sebagai ciri khasnya? Jawabannya saya kira karena para koruptor yang sebagian besar politisi itu sungguh paham bahwa politik adalah seni berdusta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun