Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makanan Bergizi Gratis Bisa Jadi Berkah untuk Anak Kos

18 Oktober 2025   17:17 Diperbarui: 18 Oktober 2025   17:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika beras habis, si anak meminta orangtuanya membawa atau pun mengirimnya beras. Kalau tidak, orangtua hanya mengirim uang dan meminta si anak untuk membeli sendiri beras.

Di sini, salah mengatur anggaran baik itu uang maupun makanan bisa berujung pada kesulitan di akhir bulan. Misalnya, tak mempunyai uang dan makanan pada akhir bulan.

Tak sedikit yang mengambil jalan hemat. Contohnya, makan sekali sehari.

Tentu saja, hal itu tak baik untuk kondisi seorang anak SMP dan SMA yang nota bene berada pada level pertumbuhan. Kesehatan bisa saja terpengaruh. Proses pertumbuhan bisa ikut terganggu.

Oleh sebab itu, gerakan pemberian makanan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi berkah tersendiri untuk anak-anak SMP dan SMA yang tinggal di kos.

Paling tidak, itu bisa menjadi alternatif kebutuhan gizi di tengah keterbatasan anggaran tinggal dan berada di tempat kos. Itu juga bisa menjadi kelegaan bagi anak-anak kos di tengah ketidaktahuan dan kesulitan dalam mengatur anggaran makanan dan minuman selama tinggal di kos.

Kadang kala, guna memenuhi hasrat makanan bergizi, seorang anak kos rela menghabiskan sejumlah uang untuk makan di warung. Tentu saja, seorang anak kos tak bisa melakukan hal itu setiap hari lantaran keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Barangkali hal itu bisa dilakukan pada awal penerimaan uang saku dari orangtua. Selebihnya, anak kos akan kembali mode andalan seperti menjadikan mie instan dan telur sebagai menu andalan setiap hari.

Tentu saja, hal itu tak baik untuk kesehatan. Apalagi kalau seorang anak kos hanya makan sehari atau dua kali setiap hari dengan komposisi menu yang rendah gizi.

Oleh sebab itu, program MBG di satu sisi menjadi berkah tak hanya bagi orangtua yang kesulitan memberikan uang jajan untuk anak, tetapi juga untuk anak kos yang mempunyai keterbatasan anggaran dalam memenuhi makanan bergizi.

Akan tetapi, berkah itu bisa menjadi senjata yang bisa memberikan efek negatif. Anak kos melihat program MBG sebagai berkah terselubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun