"Ghost Mode" ala Manchester City dan Realisasi Akhir Pep Guardiola
Sebagian besar tim-tim di Liga Inggris masih sibuk dalam urusan belanja pemain pada bursa transfer pemain musim 2025/26 ini. Arsenal, setelah mendapatkan Viktor Gyokeres, masih terbuka untuk mencari pemain lain, terlebih khusus di sektor bek.
Sama halnya dengan Liverpool yang sudah mengucurkan lebih dari 200 juta euro untuk belanja pemain masih menjajaki kemungkinan untuk mendaratkan Alexander Isak dari Newcastle United. Harga dari Isak sendiri terbilang tinggi, dan Liverpool terlihat menjadi pacuan terdepan untuk mendapatkan tanda tangan pemain asal Swedia tersebut.
Sementara itu, Chelsea sudah semakin dekat dengan mantan pemain Barcelona, Xavi Simon dari RB Leipzig. Chelsea yang juga sudah membeli beberapa pemain, dan secara umum sudah memiliki 44 pemain, harus cuci gudang untuk merampingkan skuadnya.
Manchester United sendiri lagi bertarung dengan Newcastle untuk mendapatkan tanda tangan penyerang tengah atau striker, Benjo Sesko. Seturut laporan dari jurnalis pakar transfer pemain, Fabrizio Romano, kedua tim sama-sama siap membayar harga yang diberikan pada Sesko.
Kedua tim tersebut mempunyai kekurangan yang sama, yakni di posisi striker. Oleh sebab itu, pilihan untuk merekrut striker menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi sebelum musim kompetesi digelar.
Ketika tim-tim besar itu masih sibuk dalam urusan belanja pemain, Manchester City sepertinya sudah selesai dengan urusan transfer. Tim yang pernah meraih treble di musim 2023/24 itu sepertinya sudah puas dengan pembelian lima pemain di awal transfer.
Tercatat "The Citizens", julukan Man City langsung tancap gas ketika bursa transfer pemain dibuka. Secara tak terduga, Man City langsung merekrut Tijjani Reijnders dari AC Milan dengan harga 50 juta euro. Man City harus mengambil langkah cepat lantaran pemain berketurunan Indonesia itu juga menjadi lirikan klub-klub besar lain, termasuk Real Madrid.
Selain gelandang, Man City juga memperdalam skuad di sektor bek dengan membeli Rayan Ait-Nouri dari Wolves. Sektor lini belakang menjadi salah satu isu yang mengitari kemunduran Man City pada musim lalu.
Lalu, Man City membeli salah satu penyerang muda berbakat dari Perancis, Rayan Cherki. Cherki bisa saja direkrut sebagai bagian dari regenerasi skuad Man City. Pemain yang dibeli dari Lyon dengan harga 45 juta euro bisa menguatkan lini serang Man City pada musim depan.
Melihat langkah cepat Man City, terlihat musuh abadi Manchester United itu sudah melakukan perencanaan jauh-jauh hari dalam urusan transfer pemain. Tak pelak, para pemain yang didatangkan langsung bergabung dengan tim dan bahkan bermain di turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat.
Selepas turnamen itu, di mana secara mengejutkan Man City disingkirkan oleh klub asal Arab Saudi, Al-Hilal di babak 16 besar, tim asuhan pelatih Pep Guadiola itu adem-adem saja di bursa transfer pemain. Tak ada kabar lagi tentang pemain selanjutnya yang ditargetkan untuk menguatkan Man City musim depan.
Boleh dikatakan, Man City berada pada titik Ghost Mode setelah misi membeli pemain yang ditargetkan sudah tercapai. Urusan transfer pemain sudah tuntas.
Memang, secara umum skuad Man City harus rehat selepas turnamen Piala Dunia Antarklub. Namun, hal itu tak secara total menghalangi Man City untuk tetap aktif belanja pemain.
Kendati tersingkir secara mengejutkan pada turnamen Piala Dunia Antarklub, Guardiola tak begitu merasa cemas dengan skuadnya. Malahan, pelatih asal Spanyol itu tak melihat kekalahan itu sebagai kegagalan dari transfer pemain.
Guardiola, memang, menjadi bagian tak terpisahkan dari kesuksesan Man City pada musim ini. Keberhasilannya membantu Man City mengangkat trofi Liga Champions Eropa seperti menjadi kulminasi dari karirnya dengan Man City.
Walau demikian, Guardiola memilih bertahan, dan bahkan tetap bertahan di tengah keterpurukan Man City pada musim lalu. Di sini, tampaknya Man City juga sangat sulit untuk memecat Guardiola jika menimbang kontribusinya dalam membangun filosofi permainan tim.
Seturut wawancara dengan "GQ Hype Spain" pada 28 Juli 2025, Guardiola membuat pernyataan yang jelas tentang nasibnya di Man City. Mantan pelatih Barcelona itu menilai bahwa setelah 15 tahun menjadi pelatih sepak bola, dia merasa bahwa ada waktunya untuk rehat sejenak dari kursi pelatih.
Salah satu alasan dari Guardiola adalah fokus pada diri sendiri. Kabarnya, perceraian Guardiola dengan istrinya juga disebabkan oleh fokus berlebih Guardiola dengan sepak bola hingga mengabaikan relasi. Namun, rencana Guardiola untuk menepi dari sepak bola lebih pada pemulihan diri, terlebih khusus soal kesehatan.
Guardiola masih mempunyai kontrak dua musim dengan Man City. Kendati demikian, durasi kontrak itu bisa bergantung pada performa Man City. Apalagi, dalam enem bulan terakhir, tepatnya sejak bursa transfer bulan Januari 2025 lalu, Man City sudah mendapatkan lebih dari 10 pemain baru. Artinya, Guardiola tak boleh mempunyai alasan banyak untuk membenahi performa Man City.
Man City sudah "kalem" di bursa transfer. Beberapa pekan terakhir tatkala beberapa klub besar di Liga Inggris masih aktif, Man City seperti berada pada "ghost mode", yang mana itu menjadi sinyalemen tim asuhan Guardiola sudah siap mengarungi musim 2025/26.
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI