Jurnalis dan sekaligus pakar transfer pemain, Fabrizio Romano (10/5/25) menulis pada dinding media sosialnya tentang kepastian Xabi Alonso menjadi pelatih Real Madrid pada musim depan. Tertulis bahwa kontrak Xabi Alonso dengan El Real sudah sah untuk durasi tiga tahun sampai bulan Juni 2028.
Hal itu mengamini spekulasi yang mengitari pelatih muda berkebangsaan Spanyol tersebut. Berkat keberhasilannya dengan Bayer Leverkusen, terkhususnya musim lalu, Xabi menjadi bidikan banyak klub besar termasuk Madrid.
Pada musim lalu, Xabi mencatatkan rekor impresif dengan Leverkusen. Dalam mana, Leverkusen meraih trofi Bundesliga Jerman sekaligus mengakhiri dominasi Bayern Muenchen dengan rekor tak terkalahkan selama satu musim.
Raihan trofi Bundesliga itu digenapi dengan trofi trofi German Cup. Hampir saja, Leverkusen mengakhiri musim kompetesi dengan treble lantaran tembus partai final Piala Liga Eropa. Namun, tak disangka Leverkusen yang difavoritkan untuk naik panggung juara malah dikalahkan oleh klub asal Liga Italia, Atalanta di partai final.
Kendati demikian, proyek Xabi dalam membangun Leverkusen menjadi tim elit di Jerman tetap mendapat apresiasi. Mantan pemain Liverpool itu tiba di Leverkusen saat klub dalam masa keterpurukan. Pelan tetapi pasti, dalam rentang waktu kurang dari setahun, Alonso membangun mentalitas Leverkusen menjadi tim yang solid.
Pengalaman dengan Leverkusen membuat Madrid kepincut untuk mendapatkan tanda tangannya. Upaya Madrid terlihat tanpa kendala.
Faktor kedekatan emosional antara si pelatih dengan klub menjadi salah satu faktor di mana Xabi tak ragu untuk mengiakan pinangan "Los Blancos", julukan Madrid untuk menggantikan posisi Carlo Ancelotti.
Ya, Xabi pernah berseragam Madrid. Pindah dari Liverpool di tahun 2009, Alonso menjadi pemain penting Madrid dalam rentang tiga musim. Berposisi sebagai gelandang jangkar, Alonso berperan dalam mengatur ritme permainan tim di lini tengah sekaligus menjadi pemotong serangan lawan. Ketenangan dan visi dan akurasi umpan Xabi menjadi salah satu ciri khas permainannya.
Peran itu pula yang membuat Pep Guardiola kepincut untuk mendapatkan tanda tangan Xabi. Setelah tiga musim bersama Madrid, pelatih berusia 43 tahun itu pindah ke Bayern Muenchen pada tahun 2014. Guardiola menjadikan Xabi sebagai salah satu pemain yang cukup penting selama dua musim di Bayern Muenchen sebelum Xabi memutuskan gantung sepatu sebagai pemain profesional.
Menilik rekam jejak Xabi sebagai pelatih muda sekaligus karirnya sebagai seorang pemain, tak berlebihan kehadirannya akan memberikan warna baru bagi Madrid pada musim depan. Warna baru itu bisa berkaca pada bagaimana Xabi membangun Leverkusen dari keterpurukan hingga menjadi tim yang disegani di Bundesliga Jerman.