Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejarah Baru Bayer Leverkusen, Efek Xabi Alonso, dan Akhir Hegemoni Bayern Muenchen

15 April 2024   09:42 Diperbarui: 15 April 2024   09:46 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncaknya pada musim ini. Pelatih yang doyan dengan taktik 3-4-2-1 itu menciptakan keseimbangan pada permainan Leverkusen. Dalam formasi itu, Xabi menekankan kontrol bola saat melakukan serangan secara langsung.

Sementara itu, saat Leverkusen tak menguasai bola, dua gelandang sayap digeser ke belakang untuk menopang formasi tiga bek. Jadinya, saat lawan datang menguasai bola, lini belakang Leverkusen seperti dikawan dengan lima bek.

Formasi itu mampu mengeluarkan kemampuan terbaik pemain seperti J. Frimpong dan Alex Grimaldo. Kedua pemain ini bisa beroperasi di sisi tengah, tetapi kemudian menjadi bek sayap. Dari sisi pertahanan, Frimpong dan Grimaldo memberikan efek solid di lini belakang. 

Di sisi penyerangan, kedua pemain ini mampu menjadi senjata rahasia Alonso dalam hal mencetak gol dan assist. Kedua bek sayap ini tercatat sudah menciptakan lebih dari 20 gol dan assist untuk Leverkusen pada musim ini. 

Tak hanya itu, Alonso juga mampu memadukan duo gelandang senior, Grani Xhaka dan gelandang muda asal Jerman F. Wirtz. Xhaka yang didatangkan dengan cuma-cuma dari Arsenal ini mampu memberikan efek kepemimpinan di lini tengah dan menjadi salah satu mesin dari pola permainan Xabi Alonso.

Sensasi Leverkusen tercipta karena Xavi Alonso mampu menciptkan taktik yang tepat dan menemukan pemain yang cocok dengan taktiknya itu. Dengan ini, tak butuh uang banyak untuk mendapatkan kesuksesan lantaran beberapa pemain yang bersinar di Leverkusen pada musim ini didapatkan dengan cuma-cuma. Dengan taktik yang tepat dan diramu dengan semangat kerja tim yang kuat, hasil positif bisa tercapai.


Trofi Bundesliga menjadi trofi pertama yang masuk kabinet Leverkusen pada musim ini. Peluang untuk meraih trebel pada musim ini sebenarnya terbuka untuk Leverkusen asalkan tetap mempertahankan konsistensi yang sama dan juga tak terlalu berlarut pada euforia yang salah.

Akhir Dominasi Muenchen

Dominasi Muenchen selama 12 musim di Bundesliga, di satu sisi, menunjukkan kualitas dan prestasi klub tersebut. Di sisi lain, dominasi itu seperti menciptakan rasa bosan dan jenuh. Seperti tak ada warna baru yang membuat banyak mata untuk menikmati Bundesliga Jerman.  

Namun, ketika dominasi itu berakhir, warna Bundesliga pun ikut mendapat perhatian. Ternyata, tak ada yang kekal untuk performa sebuah tim.

Konsistensi Leverkusen hingga ke tangga juara tak lepas dari ketidakstabilan Muenchen. Pemecatan pelatih muda Julian Nagelsmann jelang pertengahan musim lalu cukup mengejutkan dan menjadi awal dari ketidakstabilan Muenchen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun