Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jadi Juara AFF U16, Efeknya dan Pelajaran Selanjutnya

13 Agustus 2022   06:53 Diperbarui: 13 Agustus 2022   08:40 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kado Terindah untuk HUT ke-77 Republik Indonesia (dok. PSSI)

Menjadi juara Piala AFF U16 sangat menggembirakan pecinta sepak bola tanah air. Para penonton yang hadir di stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta bersukaria karena timnas U16 Indonesia berhasil mengatasi timnas U16 Vietnam (1-0) sekaligus menjadi pengangkat trofi Piala AFF U16 2022.

Gol tunggal Muhammad Kafiatur (menit 45+1) menaikan level antusiasme dan sukacita para penonton yang memenuhi stadion. 

Pelatih timnas U16 Indonesia , Bima Sakti begitu bersukaria ketika anak asuhnya berhasil mencetak gol. Di pinggir lapangan, Sakti merayakan gol anak asuhnya itu dengan berpelukan dengan stafnya.

Sukacita membahana di stadion Maguwoharjo. Kegembiraan seperti itu merupakan efek dari keberhasilan yang tercapai. Ini juga melegahkan diri dari tekanan dan pelbagai hal-hal negatif. 

Keberhasilan timnas U16 Indonesia  tadi malam WIB seperti air yang memuaskan dahaga yang cukup lama untuk konteks sepak bola Indonesia. Ini juga sekiranya menjadi motor penggerak untuk sepak bola Indonesia dalam mengejar prestasi di waktu-waktu mendatang.

Menjadi juara dari sebuah turnamen sepak bola adalah impian suporter timnas. Sebagai olahraga yang telah merakyat, kita tentunya ingin agar timnas kita berprestasi, terlebih khusus mengangkat piala.

Makanya, saat timnas gagal meraih trofi luapan kritikan sebagai tanda kecewa, marah, dan sedih keluar dari ruang publik. Bahkan kursi pelatih ikut tergoncang, peran badan sepak bola (PSSI) dipertanyakan, dan kualitas para pemain dipersoalkan.

Namun, ketika timnas berhasil meraih prestasi, seperti juara Piala AFF U16, nada-nada sinis dan kritis seolah tak menghampiri sepak bola tanah air. Yang ada hanyalah pujian dan dukungan kuat untuk timnas.

Efek kesuksesan timnas U16 Indonesia sangat positif untuk sepak bola di tanah air. Akan tetapi, apabila situasi terbalik yang terjadi, efeknya bisa saja berbeda juga. 

Situasi seperti itu sangatlah normal. Hal ini juga terjadi di negara-negara lain.

Contohnya, Lionel Messi, yang sudah berhasil meraih 7 trofi Ballon d'Or dan meraih banyak gelar bersama Barcelona, sempat mendapat kritikan pedas dari rakyat Argentina gegara pemain berjuluk La Pulga itu gagal memberikan prestasi untuk timnas Argentina.

Namun, situasi berubah 180 derajat ketika Messi berhasil membantu Argentina meraih trofi Copa America tahun lalu. Messi dipuji. Namanya didengungkan.

Bahkan untuk level timnas Argentina, Messi mulai mendapat tempat seperti legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona yang berhasil mempersembahkan trofi Piala Dunia 1986.

Gelar atau pun trofi merupakan tuntutan mutlak dari publik tanah air untuk timnas sepak bola. Untuk itu, badan sepak bola beserta semua pihak yang terlibat di dalamnya perlu bekerja ekstra agar memenuhi tuntutan publik tersebut.

Keberhasilan timnas U16 Indonesia menjuarai AFF U16 memberikan pelajaran yang jelas untuk sepak bola Indonesia. Bahkan hal ini mengubah nada-nada miring yang sempat menaungi langit sepak bola Indonesia, terlebih khusus ketika timnas U19 gagal di Piala AFF U19. 

Gonjang-ganjing tentang sepak bola Indonesia juga, misalnya wacana pindah zona kompetesi yang mencuat beberapa waktu lalu, kebijakan naturalisasi pemain, kualitas kepemimpinan, pilihan pelatih, akan bisa dinetralisir atau pun diminimalisir dengan raihan trofi.

Hemat saya, kesuksesan timnas U16 Indonesia ini bisa menghapus polemik pindah zona kompetesi atau juga keluar dari zona kompetesi AFF. Malahan, hal itu bisa menjadi motivasi kuat untuk menularkan prestasi yang sama pada level usia yang lebih tinggi.

Jadi, pelajaran lebih lanjut adalah badan sepak bola Indoneesia harus lebih fokus pada pembinaan tanpa tersentuh dan terpengaruh dengan isu-isu yang tak penting dari luar lapangan. Timnas harus fokus pada olahraga tanpa begitu peduli kepetingan-kepentingan yang tak berkaitan dengan sepak bola.

Timnas U16 Indonesia berhasil menjadi juara Piala AFF U16. Foto: Kompas.com/Hafidz Imaduddin
Timnas U16 Indonesia berhasil menjadi juara Piala AFF U16. Foto: Kompas.com/Hafidz Imaduddin

Keberhasilan timnas U16 Indonesia tentunya sangat positif untuk pembinaan lanjut untuk timnas Indonesia. Secara tak langsung Garuda Muda, julukan timnas U16 Indonesia, sudah menjadi masa depan untuk timnas senior.

Tentu saja, kecemerlangan masa depan timnas U16 Indonesia ini bisa terjadi apabila adanya keberlanjutan yang jelas dalam proses pembinaan. Dalam arti, mereka yang berhasil sukses saat ini tak dilepas begitu saja, tetapi terus didampingi dari level ke level usia.

Perlu memanfaatkan mentalitas yang telah dibangun para Garuda Muda ini selama ajang turnamen Piala AFF U16. 

Bermain di hadapan ribuan penonton dan berhasil menunjukkan mentalitas yang kuat menjadi catatan positif untukk perkembangan timnas.

Mentalitas ini makin terasah apabila didampingi secara terus menerus. Ini menjadi catatan lanjut agar keberhasilan sepak bola Indonesia tak hanya terjadi atau berhenti pada level usia tertentu, tetapi hal itu terus berlangsung di setiap level uisia.

Pendek kata, keberhasilan timnas U16 Indonesia, yang nota bene sudah dua kali juara dari tiga edisi Piala AFF U16 terakhir ini bisa merambat pada tingkatan usia lainnya.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun