Persoalannya, ketika gerakan ini malah menimbulkan ketidaknyamanan. Bagaimanapun, para pemain dalam skuad sudah berpikir tentang nasib mereka di musim depan. Pikiran pada masa depan bisa mengganggu konsentrasi pemain.Â
Misalnya, Adama Traore yang sempat gemilang di awal-awal kedatangannya dari Wolves. Adama terpinggirkan bersamaan dengan kegemilangan Ousmane Dembele. Efek lanjutnya, performa Adama malah terus menurun. Seperti kalah bersaing dengan Dembele.
Lalu, situasi Adama juga belum jelas di Barca. Status permanen belum menjadi jaminan kuat bagi Adama. Jadinya, Adama seolah bermain dalam situasi tergantung. Pada satu sisi, situasi ini mempengaruhi pikiran pemain.Â
Belum lagi para penyerang seperti Aubameyang, Luuk de Jong, Braithwaite, dan Torres yang bisa disaingi dengan kedatangan Lewandowski.Â
Sosok Lewandowski bisa menjadi kesempatan bagi Barca untuk naik level, tetapi ini bisa mengganggu pikiran para striker yang tampil konsisten di Barca. Hadirnya rumor tentang Lewandowski bisa memengaruhi pikiran para striker untuk tampil pada level terbaik.
Tak masalah sudah menjajaki pemain baru untuk musim depan. Namun, penjajakan itu sekiranya tak ikut menghadirkan situasi yang seolah mengancam keberadaan para pemain di musim depan.Â
Ketiga: Faktor Cedera Pemain Penting.Â
Dua pemain penting dalam sistem Xavi Hernandez adalah Gerard Pique dan Pedri Gonzales. Kedua pemain ini cedera dalam waktu yang hampir bersamaan.Â
Pique menjadi pemimpin penting di lini belakang Barca di era Xavi. Xavi seolah menghidupkan kembali kemampuan Pique yang sempat dikritik di masa kepelatihan Ronald Koeman.Â
Berbekal pengalaman dan reputasinya di Barca, Pique menjadi tandem sekaligus mentor bagi bek-bek muda seperti Eric Garcia dan Araujo. Namun, ketika Pique absen, bek-bek muda ini terlihat kehilangan navigasi di lini belakang.Â
Belum lagi, Araujo yang dibekap cedera. Lenglet yang mengisi kekosongan malah tampil blunder, dan Eric Garcia malah kembali tampil melempem dan kehilangan konsentrasi.Â