Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sakit Hati Liverpool, Keuntungan Man City, dan Senyuman Antonio Conte

29 Desember 2021   06:45 Diperbarui: 29 Desember 2021   06:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamed Salah gagal mencetak gol dari titik penalti saat Liverpool kalah dari Leicester City. Foto: AFP/Oli Scaraff via Kompas.com

Liverpool tumbang di tangan Leicester City (0-1) dalam lanjutan kompetesi Liga Inggris. Selain diwarnai oleh kegagalan Mohamed Salah mencetak dari titik penalti, kegagalan melebarkan jarak dengan pemuncak klasemen, Manchester City.

Pendeknya, kekalahan Liverpool menjadi keuntungan besar bagi pasukan Pep Guardiola. Jarak 6 poin memang belum berarti apa-apa apabila menimbang perjalanan kompetesi. 

Akan tetapi, jika menimbang performa Man City sejauh ini, jarak 6 poin sangat membuat Liverpool sakit hati. Yang makin menyakitkan ketika Salah gagal mencetak gol dari titik penalti. Penalti ini bisa saja mengubah perjalanannya pertandingan apabila terjadi gol. 

Secara umum, Man City mempertahankan level konsistensi di 9 laga terakhir. Pasukan Pep Guardiola terus mencatatkan kemenangan meyakinkan. 

Sebaliknya, bagi Liverpool kekalahan kontra Leicester menjadi laga kedua bagi tim yang berjuluk The Reds ini kehilang poin di dua laga terakhir. Total 4 poin raib dari tangan Liverpool dari dua laga terakhir.

Seyogianya Liverpool perlu memanfaatkan laga kontra Leicester untuk kembali pada jalur yang tepat. Leicester dalam kondisi yang tak baik. Selain performanya yang sementara menurun, juga Leicester memiliki waktu istirahat yang relatif singkat daripada yang dimiliki oleh Liverpool.

Alih-alih memanfaatkan kesempatan, Liverpool malah harus tumbang di tangan Leicester. Kekalahan ini bisa saja menjadi titik mundur dari pasukan Jurgen Klopp sebelum menghadapi tahun baru.

Awal tahun baru akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi Klopp. Beberapa pemain penting, termasuk Moh Salah akan membela negara mereka di Piala Afrika.

Praktisknya, Klopp harus putar otak untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada Moh Salah dan mulai memanfaatkan para pemain yang tersedia di tim.

Makanya, kekalahan kontra Leicester merupakan peluang yang terbuang begitu saja. Liverpool seharusnya terus menempel Man City sebelum situasi rumit menghampiri Liverpool.

Kepergian beberapa pemain untuk membela timnas akan menjadi hal yang merumitkan. Klopp harus menyesuaikan diri dengan para pemain yang tersedia. Kalau para pemain ini gagal menjawabi tantangan, drama musim lalu bisa terulang.

Dalam mana, musim lalu Liverpool sudah berada di puncak. Akan tetapi, momen itu menjadi luntur ketika tim berhadapan dengan cedera dari para pemain.

Maka dari itu, kekalahan Liverpool menjadi keuntungan besar bagi Man City. Skuad Man City masih dalam kondisi terbaik.

Persoalan cedera tak terlalu menghantui Man City. Lalu, Pep terlihat berhasil melakukan rotasi di antara pemain. Bahkan Pep juga mulai rileks dalam membangun formasi tim. Tak lagi terpaku pada pakem 4-3-3.

Akhir-akhir ini, Pep mulai menfaatkan formasi 3-5-2-1. Dalam formasi ini pun, Pep tak terpaku pada satu pemain yang satu dan sama. Tiap pemain mendapat tempat untuk menunjukkan diri. Karenanya, Man City berpeluang untuk tetap mempertahankan level konsistensi. 

Sakit hati Liverpool yang kalah di tangan Leicester menjadi keuntungan besar bagi Man City. Jumlah poin melebar. Bukan tak mungkin, jarak ini makin melebar ketika tahun baru mulai tiba.

Ketika Man City sedikit merayakan tumbangnya Liverpool di tangan Leicester, Tottenham Hotspur sementara menikmati masa bersama Antonio Conte.

Sudah 7 laga yang dilakonkan Conte di Liga Inggris. Menariknya, Conte belum sekalipun meraih kekalahan. 5 hasil menang dan 2 hasi seri.

Pencapaian ini membuat Tottenham mulai kembali merangkak ke lima besar Liga Inggris. Ini juga menyebabkan Conte menjadi pelatih pertama yang meraih kemenangan di 7 laga pertama sebagai pelatih.

Kedatangan Conte menjadi berkat bagi Tottenham. Tottenham yang sementara timpang di tangan Nuno Gomez perlahan di angkat kembali dan perlu dipandang sebagai tim yang patut disegani di Liga Inggris. 

Sejauh ini, Tottenham berada di peringkat ke-6 darri 17 laga yang telah dimainkan. 

Rekam jejak Conte di Liga Inggris menjadi salah satu acuan mengapa pelatih asal Italia ini dikontrak. Alhasil, Tottenham sementara menikmati masa-masa terbaik di bawah Conte.

Terlebih lagi, pemain andalan Harry Kane juga sudah menemukan bentuk penampilan terbaik. Dari 3 laga terakhir, pemain timnas Inggris ini sudah mencetak 3 gol. Berbeda saat masih berada di tangan Nuno Gomez, di mana Kane harus berjuang keras untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Conte perlahan membangun Tottenham. Tanda-tandanya mulai nampak, di mana Tottenham bukan lagi tim yang gampang ditundukkan oleh tim lawan. Dengan ini, persaingan di Liga Inggris akan semakin ketat.

Awal tahun baru 2022 sangat menentukan tim mana yang akan berada di empat besar, sekaligus juara Liga Inggris. Yang pasti tim yang mampu empat besar adalah tim-tim yang mampu mempertahankan level konsistensi hingga akhir musim.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun