Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akankan Chelsea Sabar dengan Frank Lampard Seperti MU dengan Solksjaer?

15 Januari 2021   09:19 Diperbarui: 15 Januari 2021   09:31 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard, Pelatih Chelsea yang berada dalam situasi sulit akibat hasil negatif yang dialami timnya pada beberapa pertandingan terakhir. Sumber foto: Getty Images via Football.london.com

Chelsea sementara duduk di peringkat ke-9 klasemen sementara kompetesi Liga Inggris. Memiliki 26 poin dari 17 laga yang dilakonkan, Chelsea terbilang menjauh dari pucuk klasemen Manchester United yang mempunyai 36 poin. 

Beda 10 poin merupakan alarm serius bagi pasukan Biru Langit. Padahal di bulan Desember tahun lalu, Chelsea sempat bertengger di puncak klasemen Liga Inggris. Kemerosotan performa tim merupakan peringatan bagi sang pelatih, Frank Lampard.

Hal ini didasari oleh investasi besar yang digontorkan oleh pemilik klub, Roman Abrahmovich di awal musim ini. Chelsea terbilang royal membelanjakan pemain, walaupun di tengah musim krisis karena pandemi korona. Tentu saja, upaya ini merupakan bagian dari Chelsea untuk kembali menjadi penguasa di Liga Inggris dan Eropa pada umumnya. 

Akan tetapi, investasi itu terlihat berjalan naik turun. Saat ini, Chelsea sementara berjalan menurun. Situasi ini jelas tidak menguntungkan Chelsea.

Tahun lalu, Chelsea menunjukkan ritme terbaik bersama pasukan mudanya kendati Chelsea dihukum larangan transfer pemain. Di luar pikiran banyak orang, Lampard berhasil memanfaatkan pemain didikan akademi yang dikombinasi dengan pasukan senior.  

Namun, ritme itu terhenti pada musim ini, lebih khusus pada beberapa pertandingan terakhir. Frank Lampard terlihat kehilangan daya magis untuk memperdayakan talenta-talenta barunya yang dibelanjakan pada awal musim. Timor Warner dan Kai Harvertz belum tampil konsisten. 

Dari lima pertandingan terakhir di kompetesi Liga Inggris, Chelsea hanya berhasil merengkuh 1 kemenangan, 3 kali kalah, dan sekali seri. Catatan ini tentunya berbanding terbalik dengan kualitas skuad yang dimiliki. Apabila Lampard tidak segera berbenah, tempatnya pun bisa terancam. 

Hal ini menimbang dari upaya klub di awal musim. Secara umum pihak klub mengiakan keinginan pelatih untuk menambah amunisi Chelsea dengan talenta-talenta muda dari liga-liga lain di Eropa. Bahkan upaya Lampard untuk membeli kiper baru dilapangkan oleh pemilik klub. 

Investasi besar ini seyogianya dibayar dengan performa terbaik. Akan tetapi, performa di beberapa laga terakhir berbanding terbalik dengan investasi yang sudah digelontorkan klub di awal musim. 

Memang Lampard tidak seutuhnya disalahkan dengan kondisi Chelsea saat ini. Para pemain baru juga butuh waktu beradaptasi. 

Apalagi secara umum, pada musim ini tim-tim di Eropa tidak mempunyai waktu jedah yang cukup antara musim sebelumnya dengan musim ini. Juga, banyak tim tidak mempunyai laga pra-musim yang biasanya menjadi momen untuk mengukur dan sekaligus membantu para pemain baru untuk beradaptasi dengan klub dan kompetesi.

Faktor-faktor ini bisa ikut mempengaruhi Lampard dalam menempatkan para pemain di tempat yang tepat. Belum lagi, para pemain yang belum familiar dengan suhu kompetesi. Mereka juga perlu beradaptasi dengan iklim kompetesi Liga Inggris yang jauh berbeda dengan tempat di mana mereka bermain sebelumnya. 

Lebih jauh, sebuah tim juga terbangun atas dasar kebersamaan yang kuat. Para pemain baru perlu juga berkenalan dengan para pemain lama. 

Dengan ini, relasi antara para pemain menjadi satu hal yang sangat dibutuhkan. Bukan rahasia lagi bahwa relasi di luar lapangan bisa ikut membantu relasi di tengah lapangan. Namun, ketika para pemain mempunyai relasi yang cukup minim dan terbatas, hal ini bisa ikut mempengaruhi koneksi di antara mereka, baik itu di luar lapangan maupan di selama laga.  

Barangkali hal-hal ini ikut menyebabkan situasi ketidakstabilan penampilan Chelsea. Namun, pihak klub tentu berekspetasi berbeda. Pembelian para pemain yang bukan berharga sedikit diharapkan mengangkat performa Chelsea sekaligus bisa bersaing dengan tim-tim seperti Manchester City dan Liverpool. 

Pada saat Lampard gagal memenuhi ekspetasi itu, tempatnya di bangku manajer bisa saja terancam. Pihak klub bisa saja mencari sosok lain agar bisa memperbaiki performa tim yang sudah diisi dengan para talenta hebat. 

Kesabaran klub terbilang pendek bila menimbang investasi dan keluasaan yang diberikan kepada Lampard sejak musim 2020/21 bergulir. Roman Abrahmovic pastinya menginginkan hasil yang positif tanpa peduli situasi di dalam klub itu sendiri. Dengan kata lain, kesabaran klub bisa sangat minim bila menimbang upaya transfer besar di awal musim.

Situasi Frank Lampard saat ini mungkin serupa dengan apa yang dialami oleh Ole Gunnar Solksjaer di Manchester United pada tahun lalu dan musim-musim sebelumnya. Hasil negatif yang direngukuh oleh Setan Merah membawa Solksjaer pada kursi panas. Isu pemecatatan pun menghiasi Solksjaer.

Namun, klub tolak tunduk pada situasi ini. Kesabaran bernaung di bawah manajemen klub. Solksjaer tetap dipercaya walau hasilnya kerap tidak terlalu bagus. 

Situasi terlihat berubah. MU mulai menemukan konsistensi di lapangan hijau. Alhasil, MU berhasil duduk di puncak klasemen sementara Liga Inggris untuk saat ini. Dari lima pertandingan terakhir, MU berhasil menang 4 kali dan 1 kali kalah. 

Solksjaer berhasil meraih kepercayaan publik dan klub. Bukan tidak mungkin, masa jabatan Solksjaer kian diperpanjang kalau dia tetap mempertahankan performa positif pada musim ini. Apalagi kalau MU berhasil meraih juara Liga Inggris. Pada titik ini, Solksjaer patut berterima kasih karena manajemen klub juga bersabar dengan dirinya dalam mengolah komposisi dan strategi untuk pemainnya. 

Lampard tentunya ingin agar pihak klub juga bersabar dengan situasi yang terjadi. Tidak gampang untuk menemukan performa terbaik dan konsistensi dari para pemain. Apalagi kalau mereka berasal dari iklim dan latar belakang yang berbeda.

Namun di balik keinginan ini, Lampard juga perlu menyadari nilai investasi yang telah digelontorkan Chelsea pada awal musim ini. Nilai yang tidak sedikit. Barangkali pihak menginginkan hasil yang cepat. Kalau tidak, nasib pelatih berada di ujung tanduk.

Akankah Chelsea bersabar kepada Frank Lampard seperti MU pada Solksjaer? Ini sangat bergantung pada upaya Lampard dalam memperbaiki dan mengembalikan performa terbaik Chelsea ke depannya. Kalau tidak, nasib Lampard bisa berakhir sebelum musim ini pun berakhir. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun