Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Waspadai Jebakan Janji Politik agar Tidak Tinggal dalam Harapan Semu

8 Juli 2020   13:43 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:26 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu. Sumber Foto:Mahdi Muhammad/Kompas.com

Yang saya perhatikan adalah janji politik selalu bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, jika kebutuhan masyarakat adalah jalan dan ketersediaan air bersih. Seorang calon atau juga banyak calon berjanji untuk menyediakan air bersih atau pembangunan jalan kalau dirinya terpilih. Secara tidak langsung, janji seperti itu menjadi cara untuk menuntun suara masyarakat.

Karena ini, peluang keterpilihan kandidat yang memberikan janji dengan langkah yang konkret dan melekat dengan kebutuhan masyarakat semakin lebar. Apalagi, jika pemberi janji itu menampilkan data-data yang mengarahkan pada pembuktian jika janji itu bisa terealisasi.

Namun, tidak jarang terjadi jika janji politik hanyalah sekadar alat untuk menarik suara rakyat. Pilih topik dan bahan yang bersentuhan dengan kebutuhan, kepedulian. dan kesulitan masyarakat. Janjinya hanya kata-kata untuk meraih kekuasaan. Soal mewujudkan janji itu tidak terlalu dipedulikan.  

Janji dalam kontestasi berpolitik bukanlah wajah baru. Ini adalah salah satu strategi untuk memenangkan sebuah kontestasi politik. Persoalannya, saat janji itu hanya sekadar pemanis untuk menarik suara, tanpa peduli bagaimana merealisasikan janji tersebut.

Hemat saya, sangat penting bagi rakyat melihat dan mencerna janji politik. Tidak semua janji politik itu realistis dan bersentuhan dengan situasi rakyat. Juga, tidak semua kandidat yang menawarkan janji politik akan mampu merealisasikan janji tersebut. Bisa saja, hanya strategi semata dan bukan target yang realistis.

Pada satu sisi, kita sulit memisahkan diri kita dari pelbagai janji politik. Di sisi lain, kita juga dituntut untuk mencerna setiap janji politik yang hadir di tengah kita.

Pada bulan Desember tahun ini, banyak wilayah di Indonesia akan melangsungkan Pilkada. Di beberapa tempat dan di media sosial, pelbagai wajah bakal calon bermunculan.

Situasi Pilkada akan terasa hangat. Beberapa kali saya membaca komentar di media sosial tentang situasi yang akan terjadi di kabupaten saya. Tiap orang berargumen tentang para calon. Ada yang mengkritisi, dan ada pula yang berupaya untuk mempertahankan penampilan calon mereka.

Untuk sebuah konteks kontestasi politik, situasi ini adalah wajah normal. Hanya perlu setiap orang berargumen secara sehat dan positif agar dengan itu terlahir sebuah kontestasi politik yang sehat dan positif pula.  

Di balik kontestasi politik ini juga, banyak janji politik yang akan "bergentayangan" di tengah masyarakat. Ini tidak dilarang. Ini adalah bagian strategi dalam memenangkan kontestasi politik.

Setiap calon tentunya ingin memenangkan pertarungan politik ini. Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan janji politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun